Bonenkai 2009

Bonenkai, Hotel Salak, Bogor.
26 Desember 2009.


Dibuka dengan bon odori di halaman (lapangan parkir?) Hotel Salak, entah kenapa sudah ada feeling nggak enak. Ternyata terbukti, semua orang yang sudah bilang mau dateng ternyata ada acara mendadak atau sakit atau nggak dapet izin. Intinya, i'm alone--great.

Tapi toh, dateng sendirian bukan berarti nggak menikmati acara itu. Sisi positifnya justru jadi bisa liat stand lama-lama tanpa ada yang narik-narik nggak sabar. Yeah, sedikit (atau nggak ada?) orang yang bisa ngikutin sisi shopaholic yang biasanya kambuh di acara-acara begini. Panas, desak-desakan, nggak jadi masalah. Hoho. Tapi ternyata barang yang dicari-cari nggak ada T_T. I'm searching for Hibari Kyouya and Dino Cavallone keychains, or basically anything about them. Atau Hibird. Tapi nggak ada. Yang ada cuma gantungan kunci tonfa-nya Hibari. Tapi bentuknya kurang jelas, jadi akhirnya nggak dapet apa-apa. Malah jadi beli gantungan Ryuk.

Tapi perjuangan yang sebenarnya itu waktu berebut liat-liat stand DVD. Akhirnya malah beli yang aneh-aneh, termasuk Live Musical-nya Bleach (iya, ketinggalan abis, tapi gimana lagi). Dan sehabis nonton DVD itu, image Bleach jadi berubah. Mungkin yang lain nggak terlalu masalah, tapi Hitsugaya-Byakuya nyanyi lagu romantis+nari-nari, oke itu agak berlebihan. Merusak otak, dalam artian bagus, sih... haha.

Yah, seharian tadi lebih banyak lihat band-band yang tampil. Bagus-bagus, sih, sebenarnya. Tapi karena lagunya monoton, dan monoton di sini benar-benar monoton, sampai susah dibedain band yang mana nyanyi yang mana. Lagunya genrenya sama semua, Laruku, Gackt, Gazette, semacam itu. Nggak ada lagu anime yang biasa, yang nggak perlu pakai screamo :| Bukannya nggak suka rock, tapi dari pagi sampai sore denger lagu yang mirip-mirip kan jadi lumayan bosen juga. Mana lagu KHR? APH? Kuroshitsuji? anime apalah, atau kalau bukan anime, Arashi, Orange Range, Greeeen? And I was hoping for Yuna Ito's song too :|

[Ya, ada yang bawain lagunya YUI, ost Bleach, Rurouken, thx. But I need moaar.]



Tapi ada satu performance yang berkesan tadi (selain Daiben yang personilnya adik-adik kelas dari SMAN 1), dari band 'My Name is Rain'. Oh, the fanservice. I felt like I was watching SuJu. If you know what fanservice, I'm talking about. You guys rock. *laugh*

Nggak sempat lihat-lihat cosplay atau film. Sepanjang hari cuma berdiri di depan panggung, sampai kaki sakit-sakit. But overall, seru juga.

ladened with sin

kebencian melahirkan dosa,
menegakan keadilan bukan berarti mencari masalah baru
dan katakanlah kita teraniaya
Tuhan Mahaadil
terkutuklah mereka para pendosa


Tuhan,
hilangkan rasa benci ini,
agar tidaklah termasuk pendosa diri ini
lenyapkanlah amarah ini,
agar tiada resah di hati


biarkan ketenangan sekali lagi menempati batin
sehingga senyum dapat merekah kembali


Tuhan Mahaadil
terkutuklah mereka para pendosa.

When my emo side is in charge...

Some people said,

"What sunshine is to flowers, smiles are to humanity. These are but trifles, to be sure, but scattered along the life’s pathway, the good they do is inconceivable.


Then what fake smiles are to?

...
"I know just how to whisper
I know just how to cry
I know where to find the answers
And I know just how to lie
I know just how to fake it
I know just how to scheme
I know just when to fake the truth
And when to stick to dreams



(quotes taken from coolnsmart.com and becky2ann.tripod.com)

i do

Tok tok tok.

Hai.
Apa kabar?

Aku?
Biasa saja.
Tidak, aku tidak baik-baik saja.
Bukan,
bukan seperti yang kau kira.
Yang benar saja.
Tidak semudah itu.
Aku sendiri tidak mengerti.

Bagaimana, ya..

insecurity

Mungkin, ini hanya mungkin, rasa iri itu hanya sekejap saja. Datang tiba-tiba, dan akan pergi tanpa sisa. Tapi nyatanya--orang yang iri adalah mereka yang tidak puas dengan kehidupannya sendiri dan mendambakan kehidupan orang lain. Tidak, gadis itu tidak merasa seperti itu.

Tapi kalau bukan, apalah rasa itu yang menyeruak ke permukaan, saat membaca jalinan huruf milik keduanya? Oh, akuilah, dia memang iri. Sekalipun rasa iri adalah dosa. Sekalipun dia tahu, ini adalah suatu kesalahan. Dan semua kesalahan ada padanya.

Oh ya,
memang dia orang aneh.

Menolak namun ingin.

Sejujurnya ia sendiri tidak mengerti, apa yang begitu sulit. Benar juga--kok, mengapa dia yang jadi kalut begini? Ah--menggelikan. Di saat beginilah ia merasa bahwa dirinya menyiakan otak yang sudah diberikan padanya--dengan berpikir pendek dan ceroboh. Ingin memaki jadinya, namun, hei, mendadak rasa itu hilang begitu saja.

Aneh.
Sungguh aneh.

Cantarella

Dibungkam.
Tidak satu katapun.

Cantarella.

Racun. Juliet.
Manis. Mematikan.


Better Bend than Break

Hipokrit.
Cari aman.
Lemah.
Mudah terpengaruh.
Egois.
Manja.

Yeah, that's her.

Dan sebelum ada yang berpikir bahwa dia seorang emo yang berpendapat bahwa dunia ini memusuhinya dan bahwa eksistensinya hanyalah bintik hitam dalam perjalanan orang di sekitarnya, tidak, dia tidak punya pikiran seperti itu sama sekali. Mengingat beberapa tahun ke belakang dan memindai kekurangan dan kelebihan sebagai orang ketiga. That was her. Was. Bentuk lampau.

Ini namanya introspeksi diri.

Ya, dia hanya berpikir beberapa waktu kebelakang dan bagaimana dia, andai saja bisa, ingin menapaki jalan yang sama dan memperbaiki dalam prosesnya. Mustahil, sayangnya. Dan bukannya ia menyesalinya, apa yag sudah terjadi biarlah. Satu hal yang membebaninya, rasanya, ingin minta maaf. Ingin sekali.

Tapi keangkuhannya seakan tidak mengizinkannya. Atau mungkin dia hanya takut. Tahu kalau dia diam saja tidak akan ada yang terselesaikan, tapi pada akhirnya tetap diam kan, dia. Cowardice. Tapi setidaknya--dia merubah dirinya. Agar kesalahan yang sama tidak terulang, agar permintaan maaf tidak diperlukan lagi.

Three Little Pigs

Tiga babi kecil bermain.

Yang pertama terlalu bodoh untuk peduli, menatap dunia dengan kacamata kuda miliknya. Mengira semua baik-baik saja selama kebutuhannya terpenuhi. Dunia boleh berkata apa, asalkan makanan tersedia, baginya tidak masalah.

Yang kedua berpura-pura tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Dalam hati was-was, melampiaskan pada apa saja yang ada di sekelilingnya. Merasakan kesalahan namun tidak bertindak untuk memperbaikinya. Mencari perhatian orang-orang dengan masalah, karena ia tidak memiliki apa-apa lagi.

Yang ketiga berpikir bahwa ia pintar. Padahal dalam kesombongannya itu ia seringkali justru mengucapkan kata-kata yang membuatnya terdengar bodoh. Menjatuhkan diri sendiri, dan dalam prosesnya, masih menganggap dirinya paling benar.

Masih ada serigala yang menganggap bahwa dirinya jahat dan tidak peduli. Ia memilih jalan untuk menjadi pemeran antagonis. Namun ia hanya menutupi kelemahan dirinya dengan bertingkah kuat dan jahat. Berpura-pura tidak mempedulikan perasaan orang lain dan bersembunyi di balik topeng antagonisnya.

Mereka berempat memainkan perannya masing-masing,
dalam sebuah sandiwara bernama kehidupan.

Somethings you just can't explain

Kalian percaya alien?

Aku percaya.

Mereka menginvasi rumahku dari beberapa hari yang lalu.
Aku yakin sebentar lagi, aku juga akan berubah seperti mereka.
Hei, aku sungguh-sungguh.
Bintik-bintik merah,
susunan tulang juga akan berubah sepertinya.

Hei, alien itu ada!
Mahluk itu menyerang kepalaku.
Dengan setiap gerakan,
mereka juga meningkatkan kekuatan serang.
Uh oh,
waktuku tinggal sedikit.
Aku akan berubah menjadi alien sebentar lagi.
Semoga rudal yang diciptakan para ilmuwan
bisa mengusir mereka.

Ah.

Alien itu...
akan kukalahkan!

King of Infinite Space

Pertama biasa saja.
Empat puluh delapan bulan seakan tak berarti.
Singgasana emas tak memberikan jejak.
Jalan setapak yang sama,
aneh.
Bahkan dalam mimpi pun tak pernah bertemu.
Sebatas lirikan tanpa arti.

Tunggu.
Apa menyadari saja tidak?

Bumi terus berputar.
Roda kehidupan tak sekalipun menurunkan temponya.
Sosoknya kian penting.
Pelita kebijaksanaan.
Kebaikan hati.
Hidupnya menginspirasi.

Hitungan minggu membuat kesan.
Hitungan jam membuat rasa.

Hei.
Kehadiranmu ditunggu.
Selalu.

It wouldn't be the same

It's been bothering her for a while.

Kata-kata seperti itu, efeknya mengerikan.
"Memangnya kalau tidak ada aku kenapa?
Memangnya aku penting?"
Menusuk. Dan entah kenapa bukan sumber rangkaian kata itu yang sedih.

Melankolis mungkin, berpikir terlalu jauh atas sesuatu yang sama sekali bukan urusannya. Spekulasi yang tidak ada ujung pangkal. Sebuah perdebatan tanpa akhir akan sesuatu yang sama sekali tidak pasti. Membebani hati dengan keabstrakan. Tidak berguna memang.

Memang.

Tapi tidak menghentikannya untuk berpikir. Bertanya-tanya. Tahukah bahwa kalimat seperti itu menunjukan kerendahan diri? Ketidakpuasan pada diri sendiri. Orang bilang seseorang tidak akan pernah mencapai keberhasilan tanpa rasa percaya diri. Perkataan itu membuatnya kesal. Tidak suka.


Entah apa maksud sebenarnya. Mungkin hanya sebuah lelucon dan ia mengartikan terlalu dalam. Sensitifitas berlebih. Hanya saja, sulit. Maaf.


Pada kenyataannya memang tiap orang memiliki sisi baik dan buruk. Tidak ada manusia yang sempurna. Klise, sudah terlalu sering disebutkan, bosan dengan perkataan semacam itu? Kenyataan. Seberapapun konyolnya hal ini mungkin terlihat. Hei, berani berkoar Tuhan Mahaadil tapi tidak percaya hal ini. Itu lebih tidak logis.


Mungkin seharusnya, ketika ada orang yang berkata seperti itu lagi, ia akan dengan tegas mengatakan ini. Karena semua orang spesial, karena semua orang memiliki arti tersendiri.

"It wouldn't be the same without you."

Kepribadian Manusia

Pemahaman akan diri sendiri adalah hal yang sangat krusial. Untuk mengurangi kelemahan, dan memaksimalkan kelebihan. Pemikiran ini yang muncul ketika dia sedang membaca kuis di Facebook: Enneagram, 9 Tipe Kepribadian Manusia. Meskipun simpel, terkadang kuis-kuis semacam ini bisa membuat kita lebih mengerti akan diri kita sendiri.

Instropeksi diri itu, perlu.


(Dicutat dari hasil kuis diatas:)
"Energik, penuh vitalitas, aktif dan optimis. Orang-orang bertipe ini ingin memberi sumbangsih bagi dunia. Mereka menyembunyikan emosi-emosi yang tidak menyenangkan, termasuk rasa takut. Keunggulan : menyenangkan,... spontan, imajinatif, produktif, antusias, gesit, yakin, memesona, dan selalu ingin tahu. Kejelekan : narsistik, impulsif, tidak fokus, memberontak, tidak disiplin, posesif, maniak, merusak-diri, dan berubah-ubah.

Cara bergaul dengan saya : Berikan saya persahabatan, kasih sayang dan kebebasan. Bekerjasamalah dengan saya untuk merangsang obrolan dan canda tawa. Hargailah visi hebat saya dan dengarkan cerita saya. Jangan berusaha mengubah gaya saya. Terima saya apa adanya. Bertanggungjawablah atas dirimu sendiri. Saya tidak suka orang yang mengikuti dan bergantung pada orang lain. Jangan katakan apa yang harus saya lakukan."




Well.
Ternyata memang tepat sekali.
Tapi bagian tersulitnya adalah untuk menghapus kejelekan.

Tapi pasti bisa.

Kita.

Tick tock

0:16


Mahluk macam apa yang masih terjaga di waktu seperti ini?
Mereka yang insomnia karena terlalu memusuhi takdir.
Mereka yang bertualang ke dunia lain lewat cerita.
Mereka yang bersenang-senang dengan memainkan orang yang bukan diri mereka.
Mereka yang bersosialisasi justru pada saat orang lain terlelap.
Atau mereka yang sedang mengerjakan tugas mereka.

Yang manapun, tidak baik sebenarnya, tidak tidur itu.

Shall I sleep now?

Hei, hei, rasanya ada yang mengganjal akhir-akhir ini. Terlalu banyak pikiran? Tapi ia sendiri tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Ini aneh. Mungkin memang kurang tidur. Tapi ah--ia harus terbiasa dengan hal yang seperti ini. Hitung-hitung persiapan untuk kuliah nanti, agar terbiasa dari sekarang. Demi tugas dan pekerjaan rumah.

Hei, guru-guruku, kurang sayang apa aku pada kalian,
hingga menolak dunia mimpi sampai sekarang?

Rindu liburan.
Tapi ia harus berjuang. Peribahasa juga mengatakan untuk bersakit-sakit terlebih dahulu. Lagipula semua juga akan terasa menyenangkan jika dinikmati. Semangat!

I had fun

Entah sejak kapan suara ketukan keyboard membuatnya tak bisa lepas. Ingin menuliskan beragam perasaan dan merajut jutaan mimpi. Menuliskan impian untuk kemudian dibandingkan di masa depan.

Hei, aku berkembang tidak?
Apa aku sudah semakin dewasa?

Mengapa menulis itu membuatnya ketagihan? Sulit dikatakan.

Tapi ini menyenangkan. Hanya menatap layar 14" dan huruf-huruf yang muncul satu per satu. Oke, mungkin dia jadi terdengar aneh. Ketimbang melakukan hal lain yang lebih tidak berguna, bukankah menulis itu lebih baik? Mungkin terdengar seperti sebuah pembelaan, dan ia akui itu memang sebuah pembelaan, tapi tidak apakan? Terlepas memang ia seharusnya bersiap menghadapi ujian biologi esok hari atau mengerjakan tugas matematika atau pekerjaan lain yang menumpuk. Menulis itu menyenangkan, melepas penat seharian.

Walau sekali lagi mungkin cara menulisnya memang aneh. Tiga post dalam satu hari mungkin memang tidak normal. Apalagi tidak seperti blog kebanyakan orang yang menceritakan sesuatu secara kronologis, dia hanya menulis apa yang sedang ia rasakan. Ya, ini caranya melepas beban pikiran. Dan peduli apa dia. Hasil survey berkata ia bukan orang yang memiliki jalan pikiran normal.

Mungkin sudah saatnya ia menghentikan jarinya.

Selamat malam.

Shares


taken from: http://fairchildart.deviantart.com

Lapar? Sayangnya itu hanya model seukuran koin yang terbuat dari lilin.
Another artist with amazing talent.

Worthless

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

(Al-Qashash:77)



Tidak pernah sekalipun Tuhan memerintahkan kita untuk bersedih. Tiap kalimatnya menyerukan kita untuk mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat nanti. Tapi tidak usah berbicara mengenai Islam, bukankah semua orang ingin hidup bahagia? Ah, tapi lihat kenyataan. Berita di layar kaca tampak tak pernah bosan memperdengarkan kesedihan dan kemarahan. Pembunuhan, korupsi, tragedi cicak dan buaya, negeri yang porak poranda. Hasil ketidakmengertian. Ketidakpuasan. Perlawanan terhadap takdir.

Bersedih itu melanggar perintah Tuhan, percaya tidak?

Lalu kita bicara mengenai cinta, kasih sayang, apapun kata klise yang memiliki arti sama. Tidakkah perasaan semacam ini terkadang menjadi beban? Lihat sekitar. Kebanyakan masalah yang dialami oleh remaja adalah masalah cinta. Seklise apapun itu terdengar, meski memang pada kenyataannya ada juga sebagian yang menertawakan hal ini, menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat tidak penting, pada akhirnya memang inilah kenyataan. Bahkan ada yang sampai tidak lulus karena hal ini. Hei, ini tidak bisa dianggap sepele. Stress karena hal yang disebut-sebut sebagai utusan kebahagiaan. Apa ini penyalahgunaan perasaan, atau apalah namanya.

Bukannya hipokrit. Patah hati pernah dialami semua orang. Dan siapalah dia untuk bepura-pura mengatakan bahwa kisah hidupnya sempurna. Tapi setidaknya ada kesadaran di dalam dirinya, bahwa tidak ada gunanya terus bersedih akan sesuatu yang sama sekali tidak beralasan. Dan seandainya semua orang bisa menerima dengan lapang dada, tidak akan ada kesedihan atau kemarahan. Lagipula ada sebuah ungkapan, 'no man is worth your tears, but once you find one that is, he won't make you cry'. Sampai menemukannya, kenapa harus bersedih karena orang yang mungkin memang bukan takdir kita?

So, girls, be strong.
You're good enough without them.

Memories

Memory is a way of holding onto the things you love,
the things you are,
the things you
never want to lose.
-From the television show The Wonder Years-

Transparan

Tiap langkah tak berbunyi.
Suaranya seakan riak tak berarti.
Tidak pernah ada.
Meski berteriak sekeras apapun.
Meski tersenyum selebar apapun.
Meski menangis hingga tak ada lagi air mata.
Terpaku.
Terduduk.
Terluka.

Berteriak. Menjerit. Meraung.


Ia tak kasat mata.
Berharap untuk dilihat.
Berkeinginan untuk ditemukan.
Tak ingin memohon.
Namun pelita kian menjauh.
Membawa setiap kasih pergi
tanpa rasa bersalah.
Tertinggal dalam ruang tanpa cahaya.

....Sunyi.


Berharap untuk dilihat.
Berkeinginan untuk ditemukan.
Memohon sepenuh hati,
kembalikan pelitanya.

Temukan dia.

Yang tidak mungkin

Kristal bening.
Kebaikan yang tersembunyi
di sela topeng kelam.
Senyuman.
Tawa.
Mustahil untuk tidak tergerak.

Dia yang mengenakan mahkota emas
berbalut sifat hitam,
namun hati seputih bulan purnama.
Tiap katanya untaian kasih.
Menginjak egoisme.
Mustahil untuk tidak mengasihi.

Kristal gelap yang hanya memantulkan kejujuran.
Jiwa manja yang terlelap dalam selimut tanggung jawab.
Kerapuhan yang bersembunyi di balik tembok harga diri.
Ksatria pelindung.
Tegar.
Kuat menopang.

Mustahil untuk tidak jatuh cinta.

Imajinasi

Dari awal.
Senyum. Canda. Tatapan.
Perhatian. Cinta.
Untuknya.

Bukan aku.
Rusak.
Pilu tak terbalas.
Mengingkari kenyataan.

Meski menunggu. Berharap.
Menanti. Mengasihi. Memperhatikan.
Tanpa arah.
Onggokan kehampaan.
Imajinasi yang abadi.
Doa yang tak terpanjatkan.

Dengar. Lihat. Perhatikan.
Sesulit itukah?

Tak mengerti di mana salahku.
Tak pahami apa yang terjadi.
Sekali lagi takdir bermain dengan kehidupan.
Lelucon tanpa humor.
Tak bisa menerima.
Namun apa daya.

Setidaknya izinkan aku bermimpi.

She hopes for the best

Apa semuanya hanya mimpi?

Kehidupan di dunia hanyalah fana. Kehidupan setelah kematianlah yang kekal, abadi. Fana. Kata yang tepat untuk menggambarkan minggu-minggu terakhir yang dijalaninya. Regenerasi KIR sudah berakhir sampai sini. Meskipun ia sungguh merasa bahwa apa yang sudah diusahakannya bersama angkatannya pada akhirnya tidak terlalu berguna. Tidak berbekas, seakan hanya untaian mimpi yang hilang di saat kelelapan pergi. Entah siapa yang salah. Siapa yang sebenarnya gagal.

Kalau mau menyebut nama, ia rasa ada sangat banyak peserta regenerasi yang memiliki potensi besar kedepannya. Karena itu pada awalnya ia lebih memilih untuk memberikan pembelaan pada para peserta. Entah kenapa, seiring dengan jalannya waktu, ia merasa semangat para peserta menurun drastis. Ia tidak merasakan kesungguhan yang ia ingin lihat dari mereka. Sedih. Kecewa. Meskipun tahu bahwa angkatan Galaksi masih memiliki banyak waktu untuk belajar, tetap saja. Sedih melihat apa yang sudah mereka berikan, seakan tak memiliki arti. Entah apa sebenarnya yang dipikirkan oleh para komponen penyusun galaksi. Semoga saja, di dalam hati mereka benar-benar serius dan memahami apa yang Lampu Pijar telah lakukan.

Tuhan Mahabesar.
Berikan yang terbaik kepada adik-adikku.



24.10.09

Klarisa, salah satu acara untuk mengetes kompetensi KIR angkatan Galaksi. Gadis itu cukup bersenang-senang di acara ini. Kacau. Ribut. Lucu. Ia merasa acara kali ini cukup sukses. Para perisai ksatria kompak dengan benteng batu. Apresiasi seni yang kreatif. Senang melihat para bintang bekerja keras, melihat bahwa ke depan mereka mungkin akan menyelanggarakan acara yang lebih besar daripada ini. Mungkin mereka bisa meraih kesuksesan yang lebih tinggi daripada kakak-kakak kelasnya. Mungkin para bintang bisa bersinar lebih terang daripada lampu pijar. Semoga para bintang akan menyusun galaksi terbesar.

Belum hilang, harapan ini.

Why so serious?

Gadis ini sekali lagi tercenung di depan layar. Merangkai kata tanpa arti. Ini yang dinamakan writer's block? Kalau dia mau beralasan, dia akan bilang bahwa kata-katanya sudah habis untuk cerita pangeran Skandinavia-nya. Tapi mungkin, ia sekedar kehabisan topik. Tapi itu saja sudah merupakan suatu keanehan. Seharusnya, seharusnya tidak boleh ada kata kehabisan topik. Karena itu berarti dia tidak mendapatkan pelajaran yang berharga hari ini.

Membuka tab browser, ia membaca plurk kawan-kawannya. Mengerling list Y!M, mengecek apa orang yang ia tunggu sudah hadir. Dan ia hanya bisa meringis. Memang dia bukan orang yang amat sangat baik. Entah sudah berapa berat dosa yang ia perbuat semasa hidupnya. Tapi setidaknya ia menemukan--apa yang dikatakan orang sebagai kunci kebahagiaan. Bukannya ia mencoba untuk menjadi sok bijaksana atau apa. Tapi ia agak merasa tidak enak jika melihat mereka orang-orang yang tampak tidak bisa menerima kenyataan. Mengeluarkan sumpah serapah. Seakan dengan hal itu semuanya akan jadi lebih baik.

Hei, dia juga pernah melakukan itu.

Tuhan Maha Pemurah,
Dia memberikan karunia pada mereka yang mau berpikir dan merasakan.

Dadu

Dua pasang manik berhadapan.
Tajam.
Kosong.
Bukan aku yang ada di sana.
Kau lihat apa?
Sulit.
Kilatan itu tidak pernah ditujukan ke arah sini.
Harus berkata apa, harus berbuat apa.
Tidak mengerti.
Setidaknya sebuah tanda.
Berikan isyarat.
Senyum kecil.
Aku menunggu.
Apa kurang jelas?
Ini giliranmu.

Isyarat

Apalah yang kita ketahui tentang cinta?
Cemburu. Sesal. Bahagia.
Degup yang terdengar.
Kau dengar tidak?
Sesak.
Tenggelam dalam kolam hitam.
Mata terpejam, bibir terkatup.

Hei, aku cinta kamu.
Kau dengar tidak?


Hadir.
Tatapan bersembunyi.
Jemari panjang bersidekap.
Semu.
Isyarat ini mengganti kata.
Manik ini mengikuti gerak.
Lengkung ini muncul karenamu.

Apa kamu dengar?
Ini
isyarat cintaku.

Hanya perlu memahami

Bermacam bayangan bermain-main di pikiran sang gadis saat ia menatap layar sebesar 14", merangkai kata demi kata dari sebuah kesadaran yang didapatnya dalam perjalanan pulang. Dia seorang remaja, tapi terkadang ia merasa lebih dewasa dari orang-orang seumuran dengannya. Bukan dari sikap atau gaya, perkataan atau perbuatan. Tapi dari suatu hal abstrak yang mendasari segala perbuatannya. Pandangan, jalan hidup. Menurutnya, orang yang dewasa adalah mereka yang bisa memahami hidup. Paham bahwa segala hal di dunia ini berlangsung karena kehendak Dia yang Mahakuasa. Dan karena memahami hal itu, apapun yang terjadi, mereka bisa ikhlas dan tetap bahagia.

Apalah gunanya rasa marah?

Gadis itu tahu tentu, sulitnya mengendalikan rasa itu. Ia juga pernah merasakan amarah. Tapi sekalipun demikian, ia belajar bahwa tidak ada perasaan yang lebih membahagiakan kecuali perasaan bahagia itu sendiri. Untuk apa sedih, kecewa, marah, takut, jika ia bisa merasa bahagia?

Tidak semudah yang terucap, tentu saja. Tapi semua orang bisa belajar. Dan kuncinya hanya satu, memahami. Paham. Paham bahwa semua orang diciptakan berbeda-beda dan perbedaan itu adalah suatu hal yang lumrah. Sehingga kita tidak perlu marah sewaktu ada orang yang memiliki pendapat berbeda dengan kita, sewaktu ada orang yang tidak sejalan dengan kita. Paham bahwa tidak semua kejadian akan sejalan dengan keinginan kita. Sehingga kita tidak akan kecewa ketika menerima kegagalan, ketika apa yang kita rencanakan ternyata gagal.

Dan gadis itu tersenyum kecil. Bertanya-tanya apakah ia terdengar seperti seorang yang sok mengerti tentang hidup dengan jalinan kalimatnya. Tapi ia pikir, ia tidak peduli. Ia hanya ingin menulis apa yang ia rasakan. Dan--peduli apa dia?

Simple thought

Melelahkan.

Bagi gadis itu hanya ada satu kata yang mewakili perasaannya sebagai kelas tiga, lelah. Tidak usah bicara mengenai tugas-tugas yang diberikan tanpa pandang bulu oleh para guru--apa hanya dia berpikir sama bahwa seharusnya guru-guru memberikan tugas secara bergantian dan terorganisir sehingga tidak akan ada peristiwa di mana guru mencaci muridnya karena ketidakmampuannya mengerjakan lima tugas sekaligus--atau rentetan ulangan yang diadakan ketika muridnya bahkan belum mencerna separuh dari ilmu yang seharusnya diberikan pada mereka. Baginya, cukup menjadi seorang siswi kelas 3 SMA saja sudah cukup melelahkan.

Hei, mereka membawa beban bernama PTN di bahu mereka. Bagi mereka yang sudah pasti akan pilihan mereka mungkin mudah. Dan gadis itu bersyukur dia sudah memilih arahnya. Tapi ia tahu tidak sedikit kawannya yang jangankan arah yang dituju, tempatnya berada sekarang saja mereka tak tahu.

Tuhan Maha Pengasih.
Semoga kami mendapatkan apa yang terbaik bagi kami.


Kegiatannya akhir-akhir ini berkisar pada dua hal, regenerasi ekstra kurikuler dan belajar. Belajar bukan sebuah beban untuknya, kalau boleh dibilang, ia menikmati pelajaran. Well, mungkin ia tetap senang saat satu-dua guru dikabarkan tidak masuk, tapi dia tidak membenci sekolah. Regenerasi, adalah hal yang lain lagi. Bukannya ia membencinya, ia bisa dibilang justru menyukainya. Ia bisa mempelajari banyak hal dari kegiatan ini. Meskipun seharusnya kelas tiga memberikan pelajaran pada penerusnya, ia justru merasa ia lebih banyak mendapat pelajaran dari sini.

Ada satu kejadian baru-baru ini yang membuatnya tersadar akan suatu hal yang, well, sebenarnya ia sudah ketahui dari dulu tapi tidak pernah ia syukuri. Di salah satu pertemuan dalam kegiatan regenerasi itu, ada seseorang yang bertanya pada kelas tiga angkatan gadis itu. Sebuah pertanyaan simpel:

Bagaimana jika kelebihan dan minat kita tidak sejalan?

Dan dia bertanya pada dirinya sendiri apa yang akan ia lakukan jika berada dalam posisi yang sedemikian. Tapi kemudian ia sadari bahwa ia belum pernah merasa seperti itu. Ia berminat pada apa yang hal ia bisa, dan ia meninggalkan apa yang ia tidak suka atau tidak ia kuasai. Dan--apakah itu berarti dirinya pengecut? Ia merasa seperti itu. Egois sebenarnya. Ia tidak suka kekalahan, ia tidak suka menjadi bukan salah satu yang terbaik, jadi ia hanya menyukai apa yang ia bisa. Dan ia tidak tertarik dengan hal yang ia tidak bisa. Sehingga ada alasan untuknya saat ia menjadi yang terburuk dengan berkata, "so? it doesnt matter. i dont want to do it anyway."

Dia menjawab pertanyaan sebelumnya dengan mengutip perkataan salah seorang teman baiknya: Jika kamu tidak bisa melakukan apa yang kamu cintai, cintailah apa yang kamu lakukan.

Mungkin ia sebenarnya hanya mencari pembenaran atas sifatnya sendiri. Dia yang hanya bersungguh-sungguh pada hal yang ia tahu ia bisa lakukan. Tapi Mahabesar Tuhan, setidaknya dia menjadi lebih bersyukur sekarang. Karena ia tahu betapa beruntungnya dia memiliki kelebihan dan betapa beruntungnya karena dia mencintai kelebihannya sendiri. Sebutlah dia pengecut yang tidak suka mengambil resiko kalah, tapi setidaknya dia menghargai dirinya sendiri. Dan siapa orang yang lebih beruntung kecuali mereka yang bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh sang Pencipta?

Tapi ketahuilah bahwa menurutnya kalimat dari sang teman memang benar. Kenapa harus memaksakan diri berdiri di jalan yang belum pasti? Mengapa tidak kita coba untuk memaksimalkan potensi yang memang sudah diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.

1001 Nights

Dongeng dan fantasi adalah dua tema yang paling menarik untuk buku atau film. Misalnya yang belum lama ini kubaca Howl's Moving Castle (ya ya, ini memang novel yang sudah cukup lama). Novelnya cukup menarik meskipun jika tidak dibaca baik-baik, terkadang ada bagian penting terselubung yang bisa saja terlewat. Versi animasinya lebih menarik lagi menurutku. Meskipun jalan cerita yang jauh berbeda dengan buku agak membuatku bingung pada awalnya. Dan karakter tiap tokohnya rasanya tidak digali sedalam di buku. Tapi overall, kedua versinya sama-sama bagus.

Howl adalah dongeng yang menarik. Tapi cerita yang baru kubaca kemarin ini, ceritanya sangat cantik sehingga aku tanpa sadar melupakan kisah Howl.

A night of thousands dream, 1001 nights, kisah seribu satu malam. Kurasa itu judul yang cukup familiar di telinga. Tapi kisah aslinya, baru kubaca kemarin ini (atau tadi pagi?). Dongeng dan fantasi, siapa bilang kedua genre itu hanya ditujukan untuk anak kecil? A night of thousand dreams menceritakan legenda-legenda menarik, mengerikan, menyedihkan, mengharukan... I fall in love with this story as soon as i read the first page.

Yang aku ingat mengenai cerita ini (sebelum membacanya kemarin), intinya adalah tentang seseorang yang menunda kematiaannya dengan menceritakan 1000 kisah sehingga akhirnya ia tidak jadi dipenggal. Yang aku tidak tahu adalah kisah tentang sang Sultan yang mengalami trauma dengan perempuan, hingga ia akhirnya setiap hari ia menikahi seorang gadis dan memenggal kepala istrinya keesokan hari. Hingga akhirnya seorang gadis yang ingin menghentikan tirani sang sultan sengaja menawarkan diri menjadi istri sang sultan. Ia lalu menceritakan kisah-kisah pada sang sultan tiap malam, hingga setelah malam keseribu, sang sultan menyadari kesalahannya dan bahwa ia telah jatuh cinta pada sang gadis.

Aku membacanya dalam bentuk manhwa yang berjudul sama. Sultan Baghdad yang membenci kaum hawa karena merasa dibohongi oleh ibu dan istrinya. Hingga kedatangan Sehara yang menceritakan padanya kisah-kisah yang memiliki arti mendalam. Cleopatra, Socrates, banyak nama-nama familiar yang muncul dalam cerita yang bersudut pandang sama sekali baru. It's really beautiful.

That's it for today. Entah kenapa rasanya jadi seperti blog resensi, hhaha.. Anyway, seminggu ini cuma ada sanlat. Doa'in aja acaranya nggak membosankan :p

(Dis)Like

Siapa bilang kelas tiga masih bisa senang-senang, santai-santai kayak di kelas dua? Bohong besar ituu. Baru bulan pertama aja udah harus pulang jam 8 malem hampir tiap hari, guru-guru semua ngasih peer... berat, capek, dan rasanya pengen berhenti sekolah aja. Tapi namanya juga kewajiban ya, tetap harus dijalani.

Bicara tentang kewajiban yang harus dijalani, aku baru menonton sebuah film kemarin. Judulnya Aoi Tori (Blue Bird). Memang ceritanya mungkin membosankan dan serius untuk kebanyakan orang, tapi banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari film itu. Sarat makna apalagi karena ceritanya realistis, bahwa dunia ini tidak dibagi menjadi hitam dan putih begitu saja. Setiap orang memiliki alasan untuk setiap tindakannya, bukan seperti film dimana sang antagonis seolah memang dilahirkan untuk memainkan skenario keji. Ada sebuah pertanyaan di film itu,

'Apakah tidak menyukai seseorang itu salah?'
'Apakah tidak menyukai seseorang sama saja dengan bullying?'


I don't know.
Sama dengan fakta bahwa seseorang tidak bisa meraih kepopuleran universal, kurasa sulit juga untuk menyukai semua orang tanpa terkecuali. Supir angkot yang berhenti sembarangan dan membuat kita terlambat sekolah, bapak-bapak yang merokok di depan kita, pengamen yang menganggu, adik yang meminjam barang kita seenaknya. Semua orang pernah mengalaminya. Sulit memang, tapi bukan tidak mungkin untuk mengabaikan hal yang tidak kita sukai dan memfokuskan pada poin yang kita sukai. Misal saja supir angkot, meskipun terlambat, tapi tetap saja dia sudah mengantar kita. Memahami, itu juga salah satu cara untuk membuat kita tidak membenci orang lain. Misal supir angkot lagi, dia berhenti di sana sini untuk mengejar setoran yang harus dibayar di akhir hari, sungguhpun menyebalkan, apa tidak ada sedikitpun rasa kasihan untuk mereka?

Kurasa yang paling harus kita pahami juga adalah saat kita membenci, tidak menyukai sesuatu, sebenarnya yang rugi adalah kita sendiri. Karena di saat itu kita merasa kesal/marah/apapun, dan perasaan yang seperti itu sama sekali tidak enak dirasakan. Lebih baik kita menyukai (tidak membenci) semua orang, semua hal. Merasa senang dan bahagia setiap saat, apa ada orang yang tidak menginginkannya?

Tapi kembali mengenai film itu, kisahnya sendiri adalah tentang sebuah kelas di SMA. Salah seorang murid di kelas itu melakukan percobaan bunuh diri karena merasa ditindas oleh semua teman sekelasnya. Siswa tersebut adalah anak dari pemilik toko, dan teman-temannya sering menyuruhnya mengambil makanan dari toko orang tuanya. Setiap disuruh mencuri ia akan tertawa dan mengatakan hal-hal semacam, 'wah, jangan lakukan ini padaku, dong..', 'pokoknya ini yang terakhir kali, ya', 'kalau terus begini aku lebih mati saja'... tapi karena ia mengatakannya sambil tertawa, teman sekelasnya mengiranya hanya bercanda saja. Guru-guru juga berpikir bahwa dia adalah anak yang populer karena selalu membuat teman-temannya tertawa.

Setelah percobaan bunuh dirinya, siswa itu pindah sekolah. Pihak sekolah berupaya sekeras mungkin untuk mengembalikan kondisi sekolah menjadi normal kembali. Menyuruh anak-anak membuat esai penyesalan, mengeluarkan meja milik si siswa dari kelas. Apapun, asalkan kondisi sekolah bisa damai seperti sebelum kejadian itu terjadi. Tapi kemudian seorang guru pengganti datang. Ia gagap, sehingga cara berbicaranya menjadi bahan ejekan di antara murid-murid. Tapi si guru seolah tidak peduli dengan semua ejekan terus mengajar tanpa pernah marah sekalipun. Ia mengembalikan meja si siswa kembali ke dalam kelas dan berkata bahwa melupakan adalah salah satu bentuk dari tindakan pengecut.

'Mungkin semua orang bisa kembali menjalani kehidupan seolah tidak ada yang
terjadi, melupakan semua hal tentang dia. Tapi dia, apakah dia terus memendam
kebencian atau memaafkan, entahlah. Yang pasti ia tidak akan pernah melupakan
tindakan kalian.'

Sebuah keadilan, korban harus menanggung ingatan yang tidak menyenangkan itu--setidaknya, biarlah pelakunya hidup dengan mengingat akibat dari tindakannya. Kata orang, penyesalan selalu datang terlambat. Tapi melupakan kesalahan kita adalah tindakan seorang pecundang. Hidup dengan mengingat kesalahan, dengan mengingat penyesalan dan menjadikannya pelajaran untuk ke depannya, itulah yang seharusnya kita lakukan. Kurasa itu amanat yang terkandung dalam film itu.

Can't Breath

Got sick. Mom forbade me to use my notebook so for sometime, i can't go online. I'm not that disappointed actually, since i'm still trying to adapt with new semester and all anyway. And actually I do need time to take care of school problems. Buy new books, register in course, search information of universities... It's a drastic change after long holiday.

I have so much to write, about stories i just read, school, and some event i feel need to write. But i guess they have to wait until later. It's already eleven and I really have to sleep. Have physics the first time in the morning.

Geez, I dislike school, honestly.




New forum, new friends, and new adventures: Roleplay Association


Human

Aku bukan orang suci dan tidak pernah mengaku seperti itu. Sayangnya aku juga bukan orang jahat seperti yang sebenarnya aku inginkan. Jadi manusia yang memiliki perasaan itu ada enaknnya, ada tidaknya. Entah siapa yang salah dalam satu masalah. Masing-masing punya argumen, masing-masing ingin dimengerti.

Kalau saja aku seperti Nate, dari awal tidak akan peduli pendapat orang lain. Tidak akan menyesali dan menganggap angin lalu orang lain. Bagaimanapun, peraturan itu aku.

Kalau saja aku Bianca, aku bisa berlagak tenang di depan. Tidak akan ada masalah karena aku tahu harus berakting seperti apa. Hipokrit yang menghina dalam hati. Tapi setidaknya, orang lain tidak tahu, tidak ada sakit hati, dan tidak akan terjadi masalah.

Being a human is tiring.

(Not) in Vacation


Liburan kali ini... dihabiskan dengan menggambar. Puas rasanya, paling nggak, ada hasil yang bisa dilihat. Daripada cuma tidur-makan-tidur, hhaha...

Time keeps movin'

Haven't posted anything lately. Dan tidak, sama sekali nggak ada alasan bagiku kenapa aku mulai menelantarkan blog ini sampai sekarang akhirnya aku justru bingung harus menulis tentang apa terlebih dahulu mengingat akhir-akhir ini banyak kejadian yang seharusnya bisa aku ceritakan. Mungkin pertama mengenai Gelar Jepang Universitas Indonesia.

Acara yang amat menarik, rasanya nggak sia-sia perjalanan menggunakan kereta ke sana. Cosplay yang bagus-bagus, bandnya--wow, ada satu (aku nggak tahu namanya) yang suara vokalisnya bener-bener bagus. Dia nyanyiin lagu One Piece dan aku kira awalnya itu suara rekaman. Suaranya mantaps~ Ada satu lagi yang sempat menarik perhatianku juga, kurasa band itu agak berkiblat pada Trapnest-nya Nana. Atau mungkin itu cuma perasaanku saja karena dia menyanyikan lagu Yuna Ito yang memainkan peran sebagai vokalis Trapnest. Lagu yang dibawakan kebanyakan lagu YUI, yang cukup cocok dengan warna vokal si penyanyi. Sayang aku tidak menyukai saat ia membawakan lagunya Yuna Ito. Suara Yuna Ito menurutku setipe dengan Celine Dion, kuat. Tapi suara vokalis band yang ini lebih ke arah YUI yang lirih. Ah, entahlah. Mungkin ini hanya pendapatku yang tidak rela orang lain membawakan lagu Endless Story-nya Yuna Ito.

Kalau acara cosplaynya, benar-benar keren. Favoritku adalah cosplay Akito dari Air Gear. Kostumnya simpel memang, tapi berhubung cosplayernya memiliki wajah yang manis--rasanya seperti melihat Akito sungguhan. Cosplay Jiraiya dan Chouji dari Naruto juga bagus. Dan Gundam Seed Destiny! Sayang sekali aku hanya sempat melihat mereka sekilas. Ada Kira, Athrun, Shin, Cagali, Stellar, dan Lacus (atau Meer?).

Tapi sebaiknya aku berhenti meracau tentang GJUI (dan bayangkan bagaimana aku bisa tidak bertemu dengan satu pun anak IndoHogwarts padahal seharusnya bisa) dan melanjutkan cerita ke event kedua, ketiga, dan keempat.

Event kedua adalah latihan PASIR (Pentas Seni Akhir Semester). Oke, mungkin ini bukan event ya, tapi anggap saja begitu. Latihan ini benar-benar menyita waktu. Di post sebelumnya kurasa aku sudah bisa memberikan gambaran. Belum lagi mood-ku yang sedang tak menentu. Dan kemudian ada pesta ulang tahun temanku di hari terakhir latihan. Ini event yang ketiga. Dan event yang terakhir adalah PASIR itu sendiri. Setelah latihan sampai malam setiap hari, hari itu berakhir begitu saja semuanya. Lucu. Lega tapi nggak rela juga, kerja keras cuma untuk lima belas menit pertunjukan.

Uh, anyway... aku sakit seminggu ini. Maagh sepertinya, ganjaran atas stress selama sebulan ini mungkin. Good things it starts to go away after i ate like 9 pills everyday.

Restless

Salah saya. Memang semua ini salah saya yang menunda-nunda tugas dan ulangan sampai akhirnya semua numpuk orz. Haduh, otak terasa berat. Capek, tiap hari bangun pagi langsung ke sekolah ngurus nilai latihan persiapan buat PASIR (pekan seni akhir semester), pulang malam. 24 jam terasa kurang. Mau melakukan ini itu juga nggak bisa. Terlalu banyak hal yang harus dikerjakan sampai akhirnya justru nggak ada satu pun yang selesai. Capek. Penat. Biarlah. Mau menyalahkan sekolah dengan jadwal akademisnya yang menyebalkan juga nggak bisa. Sudahlah.

Baru mengadakan conferen y!m bareng anak-anak IndoHogwarts yang lain (baca: yang ngaco2nya). Dan setelah berbicara dengan Ame, sudah diputuskan (udah lama sih sebenernya xD) term ini Nate dan Michelle harus balikan. Gak terima saya Michelle deket-deket cowok lain.. hhaha~ FYI, Nate sama Michelle itu karakter kita berdua (aku & Ameh) di forum RPG IndoHogwarts. Mau tahu lebih lanjut? Klik link di samping.. (merasa jadi saleswoman mendadak)

Capek. Tapi jam segini tetep aja aku ga bisa langsung tidur. Mau belajar rasanya pusing. Mau ngerjain tugas rasanya lemes. Ohman. Mungkin sebaiknya semester ini disudahi secepatnya saja, kenapa ada yang namanya harus ngejar nilai, sih? Ohya, kebaikan sendiri. Tahu sih, tapi tetep aja. Capek nih. Capek... D88

It's about what you feel and what you see

Just read another novel. Princess Diaries 10: Forever Princess. I've never been fond to a novel like this before and it's not like I like it from the first book. I've read the first until fourth, yes, but it was nothing memorable. Awalnya cuma iseng aja, download e-book Princess Diaries seri terakhir ini. Sehabis baca Artemis Fowl, mood membaca novel naik setinggi-tingginya dan aku download aja novel-novel yang belum terbit di Indonesia. Well, agak penasaran juga kenapa bisa novel ini mencapai volume sepuluh--tahulah novel tipe2 chicklit begini, I thought I'll get some laugh.

I was wrong. Really.



Sebelumnya, aku bukan orang yang anti dengan novel romance atau cerita yang well--berkisar tentang itu. Hanya saja, kebanyakan novel itu punya cerita yang terlalu klise. It's all about perfect lovers and happily ever after. Seorang gadis yang biasa tapi baik hati dan cowok yang sempurna atau kebalikannya. Dan kebanyakan, jalan ceritanya terlalu mudah ditebak dan sama sekali nggak menantang dan apapunlah. Tahulah gimana novel macam itu (that's why I so prefer fantasy). Seperti quote yang ada di dalam buku Princess Diaries ini:


Life isn’t a romance novel. The truth is, the reason romance novels sell so well—the reason why everyone loves them—is because no one’s life is actually like that. Everyonewants their life to be like that.


Aku akui, novel PD ini--nggak bisa dibilang bukan tipikal cerita romansa remaja. Tapi plotnya--oke. BAGUS banget (IMO of course, jangan pernah berharap seseorang akan punya pendapat yang sama denganmu dalam segala hal). Menurutku, novel/cerita yang bagus adalah novel/cerita yang bisa membuat pembacanya hanyut di dalam cerita itu, merasakan apa yang dirasakan si tokoh dan melihat apa yang dilihat si tokoh. Kisah didalam buku ini, sukses ngebuat aku pengen jambak rambut saking frustasi dengan tingkah orang-orang di dalam cerita itu. Bikin gigit jari pengen nyekek peran utamanya supaya melakukan tindakan benar yang berujung pada kisah yang happy end. Dan berakhir bahagia, memang, pada akhirnya. Aku? Senang tentu, kalau akhirnya sedih aku pasti ikut patah hati juga. Meskipun kalau sekarang aku berpikir lagi, tentu lebih menarik kalau akhirnya nggak bahagia, ya? Bagaimanapun, dalam kehidupan nyata, belum tentu semua berakhir dengan bahagia. Tapi kalau akhirnya sedih, pasti aku juga nggak puas.

Susah memang, memutuskan akhir novel itu.

Apalagi kebanyakan orang membaca novel, dengan alasan yang diatas tadi.
Miring

I'll tell you, this novel is good. Entah dengan volume-volume sebelumnya, tapi yang ini bagus. Tapi pendapat setiap orang selalu berbeda--aku mengerti, kok. Ada temanku yang bilang film Harry Potter lebih keren daripada LOTR dan aku nggak habis pikir LOTR itu film yang merebut entah berapa penghargaan-efek mantap dan pemain keren dan SEMUANYA. Aku suka Harpot, sangat, tapi membandingkan dua film itu? Aku pasti lebih memilih LOTR. Itu satu. Lalu perdebatan tentang Twilight dan bagaimana sebagian orang-orang memuja-muja novel itu dan sebagian lain menginjak-injak novel itu. Aku? Tidak masuk ke dalam keduanya, sih. Aku cuma merasa novel itu mendapat perhatian lebih dari yang pantas ia dapatkan. Tapi seperti yang sudah aku katakan tadi, semua orang punya pendapat yang berlainan mengenai bahkan hal yang paling simpel sekalipun.

We're not insane, just a little bit cherrier than most

Well, so now I'm back. Safe and sound in my bed with my laptop. Baru tadi malem aku pulang dari Bandung. Ngapain? Ikut olimpiade sains provinsi, moment yang udah kutunggu dari tahun kemaren. Gimana nggak, kalau tahun ini aku lolos ke nasional--besar kemungkinan aku bisa dapet beasiswa masuk ITB.

And God knows it's my greatest wish.

Anyway, aku berangkat hari Selasa pagi. Baru mulai beres-beres perlengkapan jam lima pagi, berhubung malemnya aku--apa, ya, in denial mungkin. Rasanya nggak pengen berangkat. Jadi paginya aku nyesel sandiri kenapa nggak beres-beres dari malem. Pake acara bingung milih baju segala lagi, hhehe.. Akhirnya proses melelahkah itu beres. Untuk acara dua hari satu malam itu aku membawa satu tas besar berisi baju dan semua perlengkapan lain plus tas kecil buat naro dompet, hp, ipod, and novel Artemis Fowl III. Nah, dua barang yang terakhir itu aja udah pasti bikin orang bertanya-tanya sebenernya alasan aku ikut ke Bandung ini buat olim atau liburan.

Waktu nyampe di Depdik nih, baru jam setengah delapan. Untung mamah tersayang nganterin dan rela nungguin dengan konsekuensi telat rapat, hwehe.. Jadi setelah kita nungguin di mobil dan ngeliatin pada PNS mengadakan apel (e-nya pake cureg, bukan nama buah xp), ada bapak-bapak berseragam kebangsaan PNS yaitu setelan cokelat muda dengan lambang Kota Bogor di bagian lengannya bilang ke anak cowok yang udah dateng lebih dulu daripada aku supaya ngumpul di pojok halaman. Alhasil begitu denger itu, ibu langsung ngusir dari mobil, nyuruh aku ngikut ke sana supaya beliau bisa langsung pergi ke kantor... dan aku sebagai anak yang berbakti pada orang tua bisa apa? Apalagi udah dikasih ongkos jalan~ :)

Setelah beberapa menit nunggu, Pak Haikal, guru komputer SMAN 1 Bogor selalu pembimbing tim kali ini, datang dan memberikan uang jalan dari sekolah plus materi buat dipelajari. Beberapa menit kemudian, Ao, anak SMAN 2 yang juga pernah satu SMP sama aku dan tahun lalu juga ikut olimpiade bareng, datang. Sebelum cerita berlanjut ke tahap yang lebih lanjut (he?), jadi tim kali ini tuh tim komputer dan tim astronomi. Tim komputer terdiri dari aku, Albert (SMAN 3) dan Alan (SMAN 4), tim astronomi itu Ao (SMAN 2), Valen dan Anis (dua2nya SMAN 3). Yah, jadi kami inilah tim dari Bogor selanjutnya yang akan bersaing di kancah olimpiade tingkat provinsi, hhehe..

Perjalanan ke Bandung dilewati dengan banyak lika-liku. Literally. Jalan berlika-liku membuat kami yang tidur jadi terbangung, tidur, bangun, tidur. Well, you know what i mean. Jalan Puncak sama sekali nggak menyenangkan.

Sekitar jam sepuluh lewat sekian, kita berhenti di Cipanas untuk makan siang. Yang ngebuat aku muter otak sebentar. Entah emang jam di kepalaku nggak beres atau memang ini terlalu pagi buat makan siang? Yah, pokoknya suasana makan siang itu dingin--sedingin udara puncak yang wow. Berhubung kita baru kenal dan segalanya, aku nggak ambil pusing dengan kondisi acara makan siang (?) yang hening itu. Apalagi semuanya pasti juga baru bangun tidur, haa~ dan abis dari situ, acara tidur kembali dilanjutkan. Jam satu siang kita tiba di hotel tempat acara dilaksanakan, dan reaksi aku dan Ao yang tahun lalu sudah pernah ikut langsung:


"Kita nyasar, ya?"
"Ngapain berenti di sini?"
"Salah masuk kali--masih 50m lagi kan?"
"Ini apaan?"

Ya, semacam itulah.


Tapi bayangkanlah bagaimana kekagetan kita yang tahun lalu disuguhi wisma seadanya, terus sekarang hotel model cottage-cottage gitu. Ada ruang tamu + air panas. Geez. I couldn't believe it. Tapi setelah terbiasa dengan keadaan yang sama sekali tidak disangka ini, aku cukup puas dengan duduk di depan tv. Beberapa menit lewat dan--aku udah bilang belum bahwa jam satu siang pun udara di sini dingin? Alhasil, aku dan Ao memutuskan untuk beli PopMie. Lembang dan PopMie adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. SRSLY. Trus akhirnya kita ngajak yang dua orang lagi (Valen-Anis, ada dua orang lagi yang sekamar Tika & Wiwin dari Banjar, tapi mereka nolak) buat nyari cemilan. Pertama kita berhenti di warung deket hotel buat beli merek yang sudah disebut dua kali di atas. Terus, muncul kegilaan pertama dari tim olimpiade Bogor kloter ke-tiga yaitu: beli kartu remi.

A pack of cards.

Kegilaan kedua dari tim olimpiade Bogor kloter ke-empat: beli snack segunung (oke, yang beli paling banyak emang aku, tapi pura-pura nggak tau aja). Dan diakhiri dengan kita balik ke hotel sambil nyembunyiin belanjaan yang cukup banyak. Awalnya kita berniat untuk main kartu, dan emang kita main kartu, sih. Tapi tetep lebih fokus ke belajar plus gosip Manohara yang lagi ada di TV. What can I say, we're good at multitasking B-)

Jam enam sore, waktu makan malam (orang normal macam apa yang makan siang jam enam sore?!) dan kita melakukan kegilaan ketiga: menggedor jendela cottage sebelah untuk menyampaikan amanat pembina ke tim Bogor yang cowok. Sepertinya banyak panggilan yang bisa diberikan pada kami, mulai dari barbar sampai nggak tau malu. Kejadian selanjutnya berlanjut dengan acara mandi sore sebelum ke ruang makan. Kita berempat dengan indahnya mengenakan piyama sehabis mandi dan begitu membuka pintu (kebetulan cottagenya menghadap langsung ke ruang makan).. ternyata orang lain tidak ada yang mengenakan piyama! Ngek. Langsunglah kita heboh dan ribut mengganti celana piyama dengan jeans (ditambah sibuk mengutuk kenapa yang lain belum mandi dan tetap berpendapat kita sebenernya lebih benar, mandi dulu dong sebelum makan xD).

Sewaktu kita makan, nggak sengaja kita duduk tepat di depan cowok yang tadi kamarnya kita gedor dengan nista. Dan mereka langsung pura-pura batuk dengan indahnya. Aku yang belum nyadar mereka itu siapa, cuek aja (nggak ngerti lebih tepatnya). Selesai makan, kita beranjak ke aula tempat diadakan pengarahan. Pas ngintip ruangan itu, ternyata belum ada orang. Jadi kita nunggu aja di depan ruangan. Ngobrol-ngobrol sampai tiba-tiba... ada blitz. Yap, blitz bukan kilat beneran. Dan bertepatan saat itu, aku melihat ke arah sumber cahaya itu yang ternyata... kamera cowok-cowok dari balkon cottage sebelah aula. Mulai terasa aneh. Emangnya kita spesies hewan langka ampe dipapparaziin gtu? Atau mereka ngincer Ao?! *ngikik* Tapi berhubung temen2 yang lain juga pada cuek, aku play along aja. Akhirnya berhubung kita udah keabisan kerjaan di sana dan acara nggak mulai-mulai, kita balik ke cottage. Beberapa menit, lalu balik ke aula lantaran acara udah mulai.

Disebut acara juga, cuma pengarahan-pengarahan biasa. Tapi sewaktu ada pemeriksaan biodata dan tim Bogor maju (berenam) ada suara-suara ribut dari belakang 'wes wes' gitu (FYI, aku nggak nyadar--baru diceritain Anis pas kita udah keluar). Dan akhirnya hari itu diakhiri dengan belajar sampai jam sepuluh terus langsung tidur~

Besoknya, bangun jam 04.45

Sarapan jam enam terus--berhubung waktu masih banyak, akhirnya kami menjelajah hotel dan menemukann... MERAK JANTAN di pojok dekat permainan anak-anak (ayunan, jungkat-jungkit, dsb). Burung itu dalam kondisi memprihatinkan dengan kandang yang sempit (buat di melebarkan ekornya aja belum tentu cukup), di tanahnya banyak batu-batu bekas kontruksi, makanannya habis. Kasian banget deh pokoknya. ==a

Owell, pokoknya terus olim akhirnya dimulai jam delapan sampai kira-kira jam setengah dua belas. Abis itu siap2 buat pulang. Tas yang awalnya cuma bawa dua.. mendadak jadi tiga! Nah, itu salah satu keanehan, kenapa barang-barang jadi beranak-pinak begini? Tapi asal mobilnya cukup, sih~ Akhirnya setelah nunggu cukup lama, sempet beli souvenir segala macam... kita pulang....... belum, sih. Sempat ke Kartika Sari dulu beli oleh-oleh buat anak-anak sekelas (aku kan baik :) *ditoyor*). Baru abis itu kita pulang, beneran.

Tinggal tunggu pengumuman Juli nanti.

Good to Read

Just finished Artemis Fowl 6: Time Paradox, and let me say it's frickin' awesome. Sayang sekali di Indonesia cuma terbit sampai buku ke tiga. Tapi karena seperti yang aku bilang tadi, buku itu bener-bener keren, IMO, akhirnya aku baca aja versi inggrisnya sampai buku tujuh. Entah menurut orang lain, tapi menurutku Artemis Fowl bahkan lebih bagus daripada Harry Potter. Mungkin kurang populer karena pemeran utamanya yang jenius dan terkadang teknologi-teknologi yang disebut dalam bukunya membutuhkan pemahaman dan imajinasi yang terlalu tinggi sehingga membuat buku itu lebih berat daripada buku fiksi sejenisnya. Meskipun dari segi bahasa biasa saja.


"Colfer delivers another great story filled with action, drama, and clever plot twists that will please new readers as well as series fans. What sets this series apart, however, is its ability to rise above predictability. The characters change and grow more complex with each book... This combination of ingenious plot and authentic characters who evolve over time is a pleasure to read and leaves readers begging for more."
-VOYA-


Tapi yang menarik adalah si tokoh utama (Artemis Fowl) yang karismanya benar-benar... wow. Dan cara si pengarang menggambarkan Artemis sebagai anak yang jenius juga patut diacungkan jempol. Tidak perlu banyak kalimat-kalimat rumit atau rumus fisika, sifat cowok yang jenius, sombong, menyebalkan, jahat, picik, itu udah terlihat. Karisma tokoh utamanya, seorang master kriminal yang usianya (dibuku pertama) baru 11 tahun, yang melakukan segalanya demi mengembalikan kejayaan keluarga Fowl yang kaya raya dan dikenal dengan bisnis bawah tanah dan kriminalitas. Perubahan sifatnya dari buku satu yang bener-bener jahat, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang ia mau, sampai-sampai menjual satu-satunya spesies lemur yang tersisa di dunia ke komite pemunahan. Lalu seiring dengan tiap kejadian yang dialaminya, ditolong dan menolong orang, sampai akhirnya ia benar-benar merasa memiliki punya teman untuk pertama kalinya. Lalu yang lucu, di buku keenam saat dia mengalami pubersitas dan mulai naksir perempuan. Dan dibuku tujuh... akhirnya dia sepertinya suka pada teman perinya? Mungkin.

Tidak berharap banyak, sih (oke, aku berharap banyak memang). Mereka berdua bilang sendiri, perbedaan ras dan segalanya.. apalagi umur. Artemis yang secara fisik berumur 18 tahun (meskipun untuknya sendiri masih 15 tahun--akibat dari terowongan waktu dan sebagainya, bayangkan saja Doraemon) dan Holly--nama si peri yang tadi kusebutkan--yang sudah... puluhan tahun. Well, pangkatnya di LEP (semacam kepolisian peri) sudah kapten, berarti paling tidak sudah lumayan tua kan?

Poin menarik dari novel ini juga, teknologi dan trik-trik yang ada di dalamnya. Plot yang nggak terduga, penyelesaian yang nggak biasa--dari awal sampai akhir dipenuhi kejutan. Dari segi cerita, buku ini uwaaah banget, susah digambarin pake kata-kata... Pokoknya buku ini harus dibaca buat orang-orang yang suka novel fiksi.

All is fair in love and... um, exam?

Besok ujian semester. Harus senang atau takut? Hm... Entah. Tapi melihat kenyataan bahwa aku sama sekali belum menyentuh buku pelajaran--seharusnya takut, eh? Tapi beginilah, rasa cuek yang berlebihan itu nggak bagus. Terbukti. Aku cuek saja walaupun dapat nilai jelek atau bagaimana--kecuali kalau memang nilai itu diperlukan. Ck, ck...

Ngomong-ngomong, aku kangen Nate (bagi yang belum tau bisa klik link di samping yang: NathanKHarvarth). Terakhir kali aku memainkannya... sudah lama T_T;; Minggu-minggu terakhir ini, walaupun aku cuti dari net-world, aku justru mulai memainkan game lama. Harvest Moon dan Shaman King. Kenapa musim ulangan meningkatkan kadar nafsu bermain game? Itu, pertanyaan yang sering muncul di kepalaku setiap musim ujian datang. Anyway, game yang aku mainkan itu: Harvest Moon More Friends of Mineral Town, di GBA.


Masih sama dengan game Harvest Moon yang sebelumnya, isi Mineral Town tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan versi PSX atau HM: Friends of Mineral Town. Well, sebagai seorang cewek yang memainkan karakter cewek, jelas aku memilih karakter cowok yang paling goodlooking untuk pasangan karakterku (oh ya, namanya Aki, dalam bahasa Jepang berarti musim gugur--ulang tahunnya memang waktu musim gugur). Artinya antara dua, Gray cucu dari si pandai besi dan Kai si pemilik rumah pantai. Walaupun cuma game, entah kenapa aku merasa bersalah sewaktu akhirnya memilih Kai. Habis, Gray lebih sering berbicara dengan Aki--dan hatinya sudah merah, dan--ah, aku kasihan pada Gray. Padahal sekali lagi, ini cuma game, ya.. tapi terasa riil, kan tidak enak, ya, dikasih harapan tapi ternyata ditolak. Padahal kalau di dunia nyata, aku sering menasehati temanku. Tapi di dunia game, well... :DD

Waktu pertama kali aku main HM, waktu aku SD, permainan ini terasa menyebalkan--lambat dan well, penuh kerja keras. Tapi sekarang, kok, rasanya mudah sekali, ya... hahaha.. habisnya dalam waktu satu tahun (aku berniat menikah di tahun kedua, Kai cuma ada di musim panas soalnya), semua bachelors-nya sudah menyukai Aki, yang perempuan juga sudah menjadi sahabatnya--seluruh kota sudah menjadi temannya, sih... oh, dan uangnya dalam waktu singkat sudah menjadi berjuta-juta. Aku tidak menggunakan cheat, loh~

Oh, dan ada artikel yang lucu (bukan lucu meledek, ya) tentang game Harvest Moon. Padahal ini game yang begitu simpel ya, untuk semua umur dan aku bisa mengatakan ini memang game yang baik, begitu. Tapi setelah membaca artikel itu, lucu sekali aku menemukan beberapa hal yang sebelumnya tidak kusadari. Dalam artikel itu menyebutkan beberapa aspek yang perlu diwaspadai, meskipun tidak eksplisit tentunya--bagaimanapun itu game yang (setidaknya menurutku) tujuannya untuk mengajarkan kerja keras dan sosialisasi. Artikel lengkapnya baca saja di sini.

Nah, game yang kedua, Shaman King Legacy of the Spirits: Sprinting Wolf


Dari SD, aku suka-sukaaa sekali dengan anime/manga yang satu ini. Karakter Yoh, peran utamanya, yang di zamannya super unik, pemalas dan pasrah (sekarang sudah banyak ya, yang seperti ini) lalu karakter lain yang semuanya unik dan punya ciri khas masing-masing, lalu joke-joke yang disisipkan terutama di animenya... lalu karakter Anna, tunangan Yoh yang galak, tegas, dan mengerikan, karakter yang menjadi sumber inspirasiku dulu... aku selalu menyukai karakter cewek yang bisa kuat dan bisa menjaga dirinya sendiri. Banyak karakter perempuan digambarkan tegar dan kuat, tapi menurutku, hanya Anna inilah yang benar-benar kuat dan nggak sok tegar seperti yang lain.

Tapi soal game yang ini, ceritanya terlalu pendek menurutku. Aku menamatkannya dalam waktu sehari --a padahal aku suka game ini. Belum puas rasanya, apalagi aku belum berhasil mendapatkan semua roh malaikat. Hahaha, meski di anime/manga-nya roh malaikat ini dimiliki oleh grup menyebalkan yang menganggap diri mereka suci, tapi roh ini keren. Besar dan putih... wuih~ xDD Ah, memang aku selalu menyukai mitos dan legenda-legenda. Termasuk juga cerita Archangel. Tidak usah dipusingkan dengan agama dan kepercayaan yang berbeda, toh ini hanya sebuah cerita.

Ah, bukannya belajar untuk besok aku justru menulis tentang game.. memang ada yang salah dengan bagan prioritas dalam otakku, hahaha.. padahal niatnya cuma menggunakan internet untuk mencari bahan ulangan Bahasa Sunda tentang perwayangan... Owell, sampai sini dulu =D



PS. Akhir-akhir ini berita tentang Prita dan Manohara lagi mencuat, jadi ingin ikut menuliskannya juga di postingan berikutnya.

Every beginning has an end

Aku baru mendapat kabar tadi pagi, Aryo (yang biasa dikenal dengan nama Ajur), salah satu teman yang kukenal lewat dunia forum, meninggal dunia karena pendarahan otak. Meskipun belum ada berita pasti, tapi sepertinya memang benar kenyatannya. Berita yang sangat membuat saya shock. Meskipun, bisa dibilang aku tidak mengenalnya dengan sangat dekat.. tapi sudah hampir satu tahun aku mengenalnya. Dia adalah salah seorang yang--meskipun mungkin dia sendiri tidak sadar--membuat saya betah dalam dunia perforuman. Mulai dulu sewaktu masih di forum CSA (Cross Sky Academy), AT-indo, sampai akhirnya kita sama-sama membuat karakter di IH (IndoHogwarts)--terlebih lagi karakter kita ini memiliki hubungan sepupu.

Tadi pagi aku diam saja mendengar berita itu. Mungkin dalam hati aku masih menolak, tidak ingin mempercayai hal itu. Lalu segera menghubungi siapapun yang kira-kira tahu duduk permasalahannya dengan pasti. Beritanya belum jelas--meskipun kemungkinan besar memang benar. Lagipula orang macam apa yang tega membuat lelucon seperti ini? Jadi kurasa, ini bukan cuma gurauan. Hari ini setiap mendengar nama Ajur disebutkan, yang aku ingat adalah waktu-waktu awal aku menyelami dunia perforuman. Ajur adalah salah seorang yang pertama aku kenal, dia menggunakan username Setsuna waktu itu. Tapi dari orang-orang lain, aku juga mulai memanggilnya Ajur bukan mbah Setsuna lagi...

Hampir satu tahun.

Dalam satu hari ini aku udah nangis tiga kali. Aku masih belum dan tidak ingin percaya. Dan jujur saja, aku berharap ini hanya sebuah lelucon basi. Aku masih berharap username Arvid di Y!M-ku hidup lagi dengan status ceria, seperti biasa--seolah tidak ada yang terjadi. Entah apa ini kenyataan atau bukan. Tapi yang jelas, apapun yang terjadi--selama langit masih biru, aku akan tetap mengingat dia.


Azure Skyblue, may you rest in peace.

Secarik Kertas

Entah ada apa tiba-tiba aku memikirkan salah satu akibat dari kemajuan teknologi yaitu dalam bidang tulis menulis. Dulu, untuk menulis kita memerlukan setidaknya secarik kertas dan alat tulis, tidak bisa terlalu banyak menulis karena tangan lebih mudah pegal. Kini hanya menekan tuts dengan sebuah sentuhan ringan kita bisa menulis sebuah huruf, dengan menggunakan energi yang lebih sedikit ketimbang harus menulis di kertas. Membuat satu karangan A4 lebih mudah daripada dulu, tanpa harus khawatir tinta pulpen habis atau harus menyerut pensil.


Pertanyaannya adalah, apakah akibat dari teknologi ini?


Mudah saja, pasti kebanyakan orang berpikir ini adalah suatu kemajuan yang baik. Efektivitas meningkat, tulisan panjang yang dulu memakan waktu lama untuk menyelesaikannya—kini bisa dirampungkan dalam waktu singkat. Lebih rapih, dan juga lebih mudah. Tidak perlu ditulis ulang, cukup print ulang dan kita mendapatkan kopiannya dengan cepat. Dilihat seperti ini, menulis menggunakan computer jauh lebih efektif. Tentu ada kerugiannya seperti kita jadi menyiakan listrik tapi untuk efektifitas yang jauh lebih besar, kurasa itu bukan kerugian yang besar.


Tapi terkadang aku rindu menulis di atas secarik kertas.

Bunyi gemerisik kertas bisa lebih menentramkan daripada suara ketukan di atas keyboard.