32

Pergi, maumu pergi saja.



Burung kecil itu bewarna kuning, ceria dan selalu bersuara nyaring.
Terbang ke sana ke mari seperti sinting.
Setidaknya dia bahagia meskipun tergiling.

Kemudian tangan-tangan itu muncul begitu saja, membangun sangkar dari bahan baja.
Diulurkan ini itu seolah dia raja.


Mati,
burung kuning itu mati.
Tanpa sayapnya terkembang dia tak bisa bernyanyi.

tiga puluh satu

Kala itu dia tinggal di tepi lamunan, bernyanyi tanpa beban,

dengan suara sumbang.
Senyum terkembang,
seolah hidup tak terkekang.

Gemuruh guntur dianggapnya sunyi, seperti kabut di siang hari.
Tertinggal di batas waktu,
dengan sejumlah ragu.
Lirik penuh arti sini situ.