Defying Gravity

I'm through accepting limits
'cause someone says they're so
Some things I cannot change
But till I try, I'll never know
Too long I've been afraid of
Losing love I guess I've lost
Well, if that's love
It comes at much too high a cost

-Wicked/Glee

Farewell

Banyak yang terjadi dalam kehidupannya yang baru sepanjang garis lima senti. Satu lagi tahap baru saja dijejak. Si penulis baru lulus dari SMA. Kosong tapi, yang ia rasakan. Hura-hura seputar kelulusan yang diarak oleh rekan seangkatan tidak mempengaruhinya. Mungkin karena ia tahu bahwa tidak mungkin ada yang tidak lulus di sekolahnya. Terlepas dari cara dan pilihan jalan yang dilalui.

Kejadian lainnya adalah diterimanya si penulis di ITB. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika. Sayang euforianya hanya berlangsung satu malam. Tanya kenapa, mana dia tahu. Well, mungkin tidak sepenuhnya lenyap. Hal kecil bernama senang itu jelas masih terasa sewaktu ia mendengar orang yang dicapnya saingan, walaupun mereka belum pernah bertemu, tidak lulus. Jahat memang, pasti terdengar jahat. Tapi jika kau menjadi dia, yang sebal setengah mati pada manusia arogan yang tidak mau mengakui bahwa ada orang yang lebih baik daripada dirinya, rasa senang itu pasti ada.

Tidak adil pasti bagi orang itu. Dua kali kalah dan dua kali si penulis tertawa. Maaf, Tuan, anda belum beruntung. Kata-kata angkuh, menyamai arogansi korban kata yang terucap. Sebuah dosa, dendam itu merusak. Pelajaran untukmu kawan, jangan main-main dengan orang di kubunya. Akan berbalik padamu sendiri.

Terlepas dari semua itu—
ia terkena kutukan.

Pasti sebuah kutukan. Atau karma dari cerita di atas. Apapun alasannya, hidupnya seperti neraka dunia. Ok—mungkin tidak sampai seperti itu. Tapi buruk, seakan semua orang hadir hanya untuk menciptakan angin ribut dalam batin. Ia rasa bagian dari hormon atau mungkin dia saja yang memebesar-besarkan masalah. Yah, dia rindu bagian yang hilang itu. Yang bisa menerima hampir semua hal dengan lapang dada. Atau terlalu tidak peduli untuk memikirkan orang disekelilingnya. Antara dua itu. Tapi yang penting dia bahagia dan hidupnya cukup sempurna.

Meracau dia. Mengasihani diri sendiri. Lihat kenapa dia jadi manusia emosional begini. Ck ck... Mungkin dia harus tidur lama, merefresh otaknya agar berjalan sebagaimana mestinya. Hei, dia sekarang hampir menjadi mahasiswi. SMA tinggal 6 hari sebelum perpisahan.

Ucapkan selamat tinggal pada sekolah menengah atas.