238

Dalam malam yang pekat dan suara musik yang kau nikmati sendiri, pada pelupuk mata yang enggan menutup dan janji yang dibawa matahari, di balik derik yang disembunyikan si gelap dan cercah cahaya temaram yang mengapung di atas kepala; Ia berbisik, selamat tidur. Kau juga, selamat tidur.

237

Kami pernah jatuh dan jatuh. Dan jatuh, hingga akhirnya tak bisa jatuh lagi. Sampai berada di dasar hampa di mana gaya tak bisa menyentuhmu. Melayang-layang seperti partikel debu di udara (tapi kau bahkan lebih ringan daripada debu). Gravitasi hanya sebuah apel yang jatuh ke pelukanmu, kau tak pernah sadar betapa ia selalu setia berada di sisimu. Kau tak lagi terjatuh. Hanya tersesat. Dan putus asa.