that quiet place, where our hearts can meet


I love your voice,
I fell in love with your voice first,
just like hundreds of others did, too.

That’s not really very special, I think.

But, you know, I fell in love with the rest of you, too,
so to me it’s alright if you give your voice away to those hundreds or thousands of others.
I know that’s what you want.
Just as long as the rest of you can be mine, can be with me –
–it’s all okay.


(that quiet place, where our hearts can meet by Deplore)

Delapan Belas: H, I, J


Aku suka bagaimana tiap kali kita berpapasan kau akan berpura-pura tidak melihatku, namun kau tetap menjaga jarak untuk memastikann aku melihatmu. Kemudian ketika aku menatapmu, kau hanya balas menatap tanpa mengatakan apa-apa. Baru ketika aku memanggil namamu kau akan mengangkat satu tanganmu dan tersenyum, sedikit. Karena kau kira tipe yang cool begini akan lebih menarik perhatian.

Kubilang, kau terlalu banyak membaca komik.



Aku suka bagaimana kau bicara keras-keras dengan temanmu, tertawa terbahak-bahak karena lelucon yang tidak kumengerti. Namun ketika aku mengetuk pundakmu untuk menanyakan sesuatu, kau akan langsung mengubah nada bicaramu. Kuakui nada-nada lembut dan manis adalah kelemahanku. Dan kau memanfaatkannya.

Curang.



Aku suka melihat jari-jarimu yang cekatan bermain di atas karyamu. Saat kau membentuk musik dengan gitar atau ketika kau sibuk dengan laptop atau handphonemu. Anehkah kalau aku merasa iri pada mainanmu? Karena aku ingin jemarimu itu menggenggam jemariku saja. Jangan dilepas.

Jangan, kubilang.



Aku suka bagaimana meskipun banyolan selalu keluar dari mulutmu, kau bisa menunjukan kedewasaanmu di saat yang tepat. Biasanya cerita-ceritamu konyol, kau sadar tidak? Tapi kemudian kau mengatakan sesuatu tentang kehidupan, di saat kami berkata A, kau akan melihat jauh ke depan dan berkata B. Sisimu yang begini, membuatku ketar-ketir karena, hei, kau luar biasa. Kenapa bisa aku kagum pada sosok paradoks yang begini, entahlah.

Kau kompleks, sih.




Kata orang, 'aku mencintainya karena dia sempurna di mataku'. Konyol, kubilang. Maka nanti saat dia tak lagi sempurna di matamu, kau akan berhenti mencintainya? Biar kubalas dengan mengatakan hei, 'kau terlihat sempurna karena aku menyukaimu'. Karena aku teramat menyukaimu hingga semua hal tentangmu terlihat sempurna di mataku.





Eternally yours, sir.


Tujuh Belas (J)

Seperti melihat gelembung,
dari luar kau mempesona dengan warna.
Satu saja sentuhan jemariku bisa langsung membuatmu pecah,
lenyap seperti kabut pagi.
Jadi terpaksa aku menunggu, melihat, menatap,
warna-warna pelangi yang kau pantulkan.
Cerah dan ceria,
seperti bunga matahari yang baru mekar.
Kali kusentuh kau segera hilang,
tinggalah aku menangisi kepergianmu.
Jadi biarlah aku melihat dari sisi,
sementara kau menarikan warna-warna.

enam belas (J)

Senja enggan datang,

katanya karena kau larang.

Kenapa?
Padahal kau menolak berbagi surya,
awan kau ambil dalam kuasa.
Namun tetap tak kau izinkan mendarat, sang senja.

Aku enggan berbagi,
kukatakan itu padamu lagi.
Seolah tak mendengar kau pergi,
meninggalkan harapan dalam untaian pelangi.

Senja enggan datang,
kuakui aku yang membiarkannya mengambang.
Karena pelangimu belum hilang.
Dan sampai suatu saat nanti warnanya berkurang,
aku akan terus berharap kau datang.

Lima Belas (J)


Terkadang kau seperti mimpi, seakan ketika jemariku menyentuhmu kau akan lenyap menjadi kabut. Rapuh dan teramat indah. Mungkinkah kau malaikat?

Suaramu seperti nyanyian siren, terus memanggilku meskipun aku menjauh pergi. Terus menerus menarikku ke dalam buaian ombak. Kapalku karam tersapu, namun yang kupikirkan hanyalah dimana asal suara itu? Yang secantik satin hitam, yang membuatku berpikir bahwa mungkin, mungkin aku sudah berada di surga.

Kau tidak selalu bernyanyi, namun tiap kata yang terucap seperti bait-bait lagu. Karena kau bercerita tentang kehidupan. Bulan sabit yang muncul kerap kali kau tersenyum bercerita tentang kebahagiaan, tangan yang bergerak-gerak saat kau tertawa bercerita tentang kekuatan, dan mata yang menatapku saat kau membisu bercerita tentang...


...cinta.





Mungkin itu matamu, mungkin itu senyummu, atau mungkin suaramu, atau mungkin tekadmu, atau kepercayaan dirimu, mungkin juga itu karena kau berbeda.


Ini rahasia kecilku, tapi,
aku sungguh-sungguh ketika mengatakan kau satu-satunya.





...