65

Kau ingat Indira, pernah kau bilang bahwa kau takkan pernah jatuh. Semua orang tahu bahwa sayapmu yang terbaik, tak pernah gagal membuatmu naik. Kau ingat Indira, pemandangan yang kau lihat tak pernah kau bagi pada orang lain, tidak pernah ada orang yang bisa menjangkau ketinggianmu.

Lalu kau melepas sayapmu tanpa sadar, tergoda iming-iming karpet terbang yang bisa membawamu terbang tanpa usaha. Seperti layaknya pelaut yang tersihir nyanyian siren saja. Saat sihirnya habis dan karpet ajaib berubah menjadi sepotong kain, apa yang bisa kau lakukan untuk melawan gravitasi?

Tapi tak perlu ragu lagi, Indira, kukembalikan sayapmu agar kau bisa kembali ke tempatmu berasal. Dan kali ini mungkin kau akan sadar bahwa semua orang akan memberikanmu harapan tanpa pernah bisa mempertanggungjawabkannya.

64

Ironis betul kisahmu, Indira, meski pun dalam hati kau tahu betul kau layak mendapatkannya. Kau bisa memaksa untuk tersenyum sekarang, mendendam dalam hati, tapi sampai kapan kamu bisa bertahan? Kamu itu sulit memaafkan, aku yang paling tahu hal itu. Istilah 'forgotten but not forgiven' diciptakan untukmu. Jangan menangis ketika semuanya sudah direnggut darimu.


Indira, meskipun kau tak mau mengakuinya, kau kecewa. Aku bisa mengerti, itulah sebabnya aku di sini, mencoba membangunmu kembali dari kepingan-kepingan sisa. Tapi pada akhirnya nanti, kau bisa yakin, aku akan mendirikanmu lebih kokoh daripada sebelumnya, lebih kuat dan lebih indah daripada sebelumnya. Kau bisa yakin kau tak akan pernah hancur lagi.

Kau melupakan betapa tingginya mimpimu. Tapi sekarang kau tak akan pernah melupakannya lagi. Saatnya untukmu untuk terbang lagi, dan kali ini, kau tidak akan mengajak siapa pun.

63

Hei Indira, ingat tidak ketika kau melambung begitu tinggi di awan? Tak pernah kau berikan perhatianmu pada mereka yang berjalan di atas bumi. Kau penguasa yang tinggal di awan, mahluk bumi hanya satu dari sekian banyak entitas dalam hidupmu. Tapi apa yang kau lakukan kini, merangkak dan setengah mati meminta perhatian mereka yang dulu kau pandang sebelah mata.

Mahkotamu boleh hilang tapi sejak kapan harga dirimu ikut lebur?

62

Kau sadari Indira, bahwa di akhir tiap rezimmu, kau hidup sendiri dan hanya sendiri saja. Sekalipun pada satu waktu kau seorang ratu, yang hanya perlu satu kata untuk mengubah waktu.

Kini singgasanamu diambil dan semua orang pergi meninggalkanmu, itu saatnya kau sadar bahwa kau sudah terlalu lama ditopang selama ini. Kemana pejuang yang dulu, yang berusaha berdiri sendiri demi mendapat keadilan?

61

Please don't stay in my heart once you're gone
No matter how much I look around
You are no where to be found
But I keep hearing your voice
Even after I try to erase and erase all of your traces
As time passes, I feel you more
(Because-INFINITE)

60

Sampai di ujung larik ketika perpisahan sama artinya dengan perjumpaan. Sampai di ujung paragraf ketika namamu tak lagi membuatku terpaku. Sampai di penghujung halaman, ketika aku bisa mengingatmu dengan senyum.

Sampai nanti, entah kapan, sampai waktu melebur pahit, mungkin masih lama. Sampai nanti, di masa depan, ketika aku bisa mengingatmu dengan senyum.