77

Mereka bilang aku sepucat kain sprei, merah muda polos tapi menolak diberi corak.

Aku baru terbangun ketika disiram kopi, hingga merah muda tertimpa cokelat,
dan tak ada yang bisa dilakukan kecuali terjun ke dalam larutan sabun.
Mereka bilang kau kopi hitam pahit, tidak ada yang mau minum kecuali sinting,
tapi barangkali kelak kau akan sadar,
kau bisa tumpah berkali-kali dan aku masih setia terjun ke dalam busa.

76

Kita tidak pernah sempurna. Dua keping yang tak sama bentuk dan tampak ganjil ketika diletakan bersebelahan. Setidaknya, kupikir, ada satu sudut di mana kita bisa terlihat seperti karya seni dan bukan dua karya yang tak punya relasi. Seperti warna merah dan hijau, hanya akan terlihat indah ketika komposisinya tepat.


Tapi berkali-kali kubilang juga, tidak ada yang sempurna. Seperti halnya aku, kamu, kita. Karena bukan itu yang kukejar, bukan itu yang kau perlukan, bukan itu juga yang kita akan dapatkan; tapi kita bisa senang, untuk yang ini, kukira kau juga sudah menyadarinya.