Secarik Kertas

Entah ada apa tiba-tiba aku memikirkan salah satu akibat dari kemajuan teknologi yaitu dalam bidang tulis menulis. Dulu, untuk menulis kita memerlukan setidaknya secarik kertas dan alat tulis, tidak bisa terlalu banyak menulis karena tangan lebih mudah pegal. Kini hanya menekan tuts dengan sebuah sentuhan ringan kita bisa menulis sebuah huruf, dengan menggunakan energi yang lebih sedikit ketimbang harus menulis di kertas. Membuat satu karangan A4 lebih mudah daripada dulu, tanpa harus khawatir tinta pulpen habis atau harus menyerut pensil.


Pertanyaannya adalah, apakah akibat dari teknologi ini?


Mudah saja, pasti kebanyakan orang berpikir ini adalah suatu kemajuan yang baik. Efektivitas meningkat, tulisan panjang yang dulu memakan waktu lama untuk menyelesaikannya—kini bisa dirampungkan dalam waktu singkat. Lebih rapih, dan juga lebih mudah. Tidak perlu ditulis ulang, cukup print ulang dan kita mendapatkan kopiannya dengan cepat. Dilihat seperti ini, menulis menggunakan computer jauh lebih efektif. Tentu ada kerugiannya seperti kita jadi menyiakan listrik tapi untuk efektifitas yang jauh lebih besar, kurasa itu bukan kerugian yang besar.


Tapi terkadang aku rindu menulis di atas secarik kertas.

Bunyi gemerisik kertas bisa lebih menentramkan daripada suara ketukan di atas keyboard.