kuning yang ceria atau biru yang sendu,

merah yang berani maupun hijau yang baik,

semuanya tak mampu mengguncang hitam.

Oranye yang berani dan ungu yang meragu,

nila yang ceria juga abu yang pemalu,

semuanya menyerah merubah hitam.

Kelam dan tegar, hitam itu.

Kau aduk-aduk pun tetap saja dia begini.

Diinjak-injak pun ia urung bergeming.

Menyerah sajalah.

I was so fortunate to able to meet you

because you’d make me smile by just being near

I could find you even if you go far away over there,

because you’re smiling inside of me

I promise, I swear under the heavens.

I’ll pray beneath the moon to never make you cry.

***

Although I want to stand by your side,
but other than protecting you like this,
protecting your smile,
I know that this is all I can do.

But even if it’s only a small happiness, I still want to give it to you.

Please understand my desire to be with you

and my forever unchanging heart.

Oh baby say goodbye, for a short while goodbye

The talk about goodbye, I’ll put it aside for a short while

When I open that door and take one step

your breath that’s conveyed to the tip of my nose

Oh baby say goodbye, for a short while goodbye

I’ll go back to the place when I once was

When I open that door and take one step

so that I can stand in front of you who I missed

My heart that loved you

my eyes that looked at you

sebutan baginya.

Dia yang tak kenal lelah membangun dunia di benaknya.

Mengisi dunia kecilnya dengan impian dan angan.

Semuanya indah,

penuh dengan bunga kuning dan pelangi.

Awan berarak dan kursi untuk berdua.

Sebatang cokelat dan seloyang kue stroberi.

Tawa dan senyum.

Serta satu sendok tangis haru.

Sang pemimpi,

julukan untuknya.

Seorang yang hidup di dalam kastilnya,

di balik tembok tinggi tempatnya menimbun angan.

Tempatnya bergelung dalam selimut,

menanti hari esok yang tak akan datang.

Kue keju dan bau manis di udara,

duyung di kolam dan peri di atas bunga,

pangeran berkuda putih yang membangunkan sang putri.

Sang pemimpi,

terkadang pula orang menyebutnya Peter Pan.

Si bocah yang takut untuk tumbuh,

takut menghadapi hari esok.

Berkelana dalam imajinasi demi menghindari dunia nyata.

Sampai kelak ia sadar,

tiap kastil angan kelak akan hancur saat ia terbangun dari tidurnya.

You firstly thought about love,

when they leaved you for the first time and you longed to see them again.

You wondered what is love,

when you felt their pain and taking it as your own.

when making them happy became your goal.

Terus menetes,

menetes,

air mata yang bahkan tak kusadari kumiliki.

Hanya dengan melihatnya di sana,

jauh,

begitu jauh.

Rindu suaramu,

bisikku perlahan.

Pada hatiku,

karena kau tak mungkin bisa mendengarnya.

Alunan nada yang kau nyanyikan,

selalu dan selalu membuatku sesak.

Berharap ruang dan waktu bisa ditembus oleh rasa semata.

Menggenggam angan di satu tangan,

yang lain mengepal putus asa.

Hanya bisa memaksa hati untuk menahan,

meski tak pernah kuasa.

Rindu suaramu,

teriakku dalam sunyi.

Hanya diam tiap kali,

membuat degup ini kerap berlari.

Alunan nada yang kau nyanyikan,

kerap kali membuatku menangis dan menangis.

Berharap ruang dan waktu bisa ditembus oleh angan semata.

***

Perbedaan adalah berkah, dan membandingkan satu dengan satu yang lain adalah kesalahan, tanda bahwa kau tak bersyukur. Kata orang, tiap-tiap insan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Katanya tiap-tiap orang spesial dan satu dengan yang lain tidak mungkin disamaratakan. Terus dan terus berkata bahwa 'aku spesial, tidak sama denganmu' hanya membuahkan kesombongan. Tahukah bahwa perkataan tiap-tiap orang spesial dengan caranya sendiri sama saja dengan mengatakan bahwa tidak ada orang yang spesial?

Aku,

dan kau,

kalian,

semua orang,

spesial, bersinar dengan caranya sendiri. Tapi semua tetap saja hanya satu insan lain dalam kehidupan yang saling terkait. Tetap saja semua hanya satu lagi nama dalam daftar manusia yang dimiliki Tuhan.