Time keeps movin'

Haven't posted anything lately. Dan tidak, sama sekali nggak ada alasan bagiku kenapa aku mulai menelantarkan blog ini sampai sekarang akhirnya aku justru bingung harus menulis tentang apa terlebih dahulu mengingat akhir-akhir ini banyak kejadian yang seharusnya bisa aku ceritakan. Mungkin pertama mengenai Gelar Jepang Universitas Indonesia.

Acara yang amat menarik, rasanya nggak sia-sia perjalanan menggunakan kereta ke sana. Cosplay yang bagus-bagus, bandnya--wow, ada satu (aku nggak tahu namanya) yang suara vokalisnya bener-bener bagus. Dia nyanyiin lagu One Piece dan aku kira awalnya itu suara rekaman. Suaranya mantaps~ Ada satu lagi yang sempat menarik perhatianku juga, kurasa band itu agak berkiblat pada Trapnest-nya Nana. Atau mungkin itu cuma perasaanku saja karena dia menyanyikan lagu Yuna Ito yang memainkan peran sebagai vokalis Trapnest. Lagu yang dibawakan kebanyakan lagu YUI, yang cukup cocok dengan warna vokal si penyanyi. Sayang aku tidak menyukai saat ia membawakan lagunya Yuna Ito. Suara Yuna Ito menurutku setipe dengan Celine Dion, kuat. Tapi suara vokalis band yang ini lebih ke arah YUI yang lirih. Ah, entahlah. Mungkin ini hanya pendapatku yang tidak rela orang lain membawakan lagu Endless Story-nya Yuna Ito.

Kalau acara cosplaynya, benar-benar keren. Favoritku adalah cosplay Akito dari Air Gear. Kostumnya simpel memang, tapi berhubung cosplayernya memiliki wajah yang manis--rasanya seperti melihat Akito sungguhan. Cosplay Jiraiya dan Chouji dari Naruto juga bagus. Dan Gundam Seed Destiny! Sayang sekali aku hanya sempat melihat mereka sekilas. Ada Kira, Athrun, Shin, Cagali, Stellar, dan Lacus (atau Meer?).

Tapi sebaiknya aku berhenti meracau tentang GJUI (dan bayangkan bagaimana aku bisa tidak bertemu dengan satu pun anak IndoHogwarts padahal seharusnya bisa) dan melanjutkan cerita ke event kedua, ketiga, dan keempat.

Event kedua adalah latihan PASIR (Pentas Seni Akhir Semester). Oke, mungkin ini bukan event ya, tapi anggap saja begitu. Latihan ini benar-benar menyita waktu. Di post sebelumnya kurasa aku sudah bisa memberikan gambaran. Belum lagi mood-ku yang sedang tak menentu. Dan kemudian ada pesta ulang tahun temanku di hari terakhir latihan. Ini event yang ketiga. Dan event yang terakhir adalah PASIR itu sendiri. Setelah latihan sampai malam setiap hari, hari itu berakhir begitu saja semuanya. Lucu. Lega tapi nggak rela juga, kerja keras cuma untuk lima belas menit pertunjukan.

Uh, anyway... aku sakit seminggu ini. Maagh sepertinya, ganjaran atas stress selama sebulan ini mungkin. Good things it starts to go away after i ate like 9 pills everyday.

Restless

Salah saya. Memang semua ini salah saya yang menunda-nunda tugas dan ulangan sampai akhirnya semua numpuk orz. Haduh, otak terasa berat. Capek, tiap hari bangun pagi langsung ke sekolah ngurus nilai latihan persiapan buat PASIR (pekan seni akhir semester), pulang malam. 24 jam terasa kurang. Mau melakukan ini itu juga nggak bisa. Terlalu banyak hal yang harus dikerjakan sampai akhirnya justru nggak ada satu pun yang selesai. Capek. Penat. Biarlah. Mau menyalahkan sekolah dengan jadwal akademisnya yang menyebalkan juga nggak bisa. Sudahlah.

Baru mengadakan conferen y!m bareng anak-anak IndoHogwarts yang lain (baca: yang ngaco2nya). Dan setelah berbicara dengan Ame, sudah diputuskan (udah lama sih sebenernya xD) term ini Nate dan Michelle harus balikan. Gak terima saya Michelle deket-deket cowok lain.. hhaha~ FYI, Nate sama Michelle itu karakter kita berdua (aku & Ameh) di forum RPG IndoHogwarts. Mau tahu lebih lanjut? Klik link di samping.. (merasa jadi saleswoman mendadak)

Capek. Tapi jam segini tetep aja aku ga bisa langsung tidur. Mau belajar rasanya pusing. Mau ngerjain tugas rasanya lemes. Ohman. Mungkin sebaiknya semester ini disudahi secepatnya saja, kenapa ada yang namanya harus ngejar nilai, sih? Ohya, kebaikan sendiri. Tahu sih, tapi tetep aja. Capek nih. Capek... D88

It's about what you feel and what you see

Just read another novel. Princess Diaries 10: Forever Princess. I've never been fond to a novel like this before and it's not like I like it from the first book. I've read the first until fourth, yes, but it was nothing memorable. Awalnya cuma iseng aja, download e-book Princess Diaries seri terakhir ini. Sehabis baca Artemis Fowl, mood membaca novel naik setinggi-tingginya dan aku download aja novel-novel yang belum terbit di Indonesia. Well, agak penasaran juga kenapa bisa novel ini mencapai volume sepuluh--tahulah novel tipe2 chicklit begini, I thought I'll get some laugh.

I was wrong. Really.



Sebelumnya, aku bukan orang yang anti dengan novel romance atau cerita yang well--berkisar tentang itu. Hanya saja, kebanyakan novel itu punya cerita yang terlalu klise. It's all about perfect lovers and happily ever after. Seorang gadis yang biasa tapi baik hati dan cowok yang sempurna atau kebalikannya. Dan kebanyakan, jalan ceritanya terlalu mudah ditebak dan sama sekali nggak menantang dan apapunlah. Tahulah gimana novel macam itu (that's why I so prefer fantasy). Seperti quote yang ada di dalam buku Princess Diaries ini:


Life isn’t a romance novel. The truth is, the reason romance novels sell so well—the reason why everyone loves them—is because no one’s life is actually like that. Everyonewants their life to be like that.


Aku akui, novel PD ini--nggak bisa dibilang bukan tipikal cerita romansa remaja. Tapi plotnya--oke. BAGUS banget (IMO of course, jangan pernah berharap seseorang akan punya pendapat yang sama denganmu dalam segala hal). Menurutku, novel/cerita yang bagus adalah novel/cerita yang bisa membuat pembacanya hanyut di dalam cerita itu, merasakan apa yang dirasakan si tokoh dan melihat apa yang dilihat si tokoh. Kisah didalam buku ini, sukses ngebuat aku pengen jambak rambut saking frustasi dengan tingkah orang-orang di dalam cerita itu. Bikin gigit jari pengen nyekek peran utamanya supaya melakukan tindakan benar yang berujung pada kisah yang happy end. Dan berakhir bahagia, memang, pada akhirnya. Aku? Senang tentu, kalau akhirnya sedih aku pasti ikut patah hati juga. Meskipun kalau sekarang aku berpikir lagi, tentu lebih menarik kalau akhirnya nggak bahagia, ya? Bagaimanapun, dalam kehidupan nyata, belum tentu semua berakhir dengan bahagia. Tapi kalau akhirnya sedih, pasti aku juga nggak puas.

Susah memang, memutuskan akhir novel itu.

Apalagi kebanyakan orang membaca novel, dengan alasan yang diatas tadi.
Miring

I'll tell you, this novel is good. Entah dengan volume-volume sebelumnya, tapi yang ini bagus. Tapi pendapat setiap orang selalu berbeda--aku mengerti, kok. Ada temanku yang bilang film Harry Potter lebih keren daripada LOTR dan aku nggak habis pikir LOTR itu film yang merebut entah berapa penghargaan-efek mantap dan pemain keren dan SEMUANYA. Aku suka Harpot, sangat, tapi membandingkan dua film itu? Aku pasti lebih memilih LOTR. Itu satu. Lalu perdebatan tentang Twilight dan bagaimana sebagian orang-orang memuja-muja novel itu dan sebagian lain menginjak-injak novel itu. Aku? Tidak masuk ke dalam keduanya, sih. Aku cuma merasa novel itu mendapat perhatian lebih dari yang pantas ia dapatkan. Tapi seperti yang sudah aku katakan tadi, semua orang punya pendapat yang berlainan mengenai bahkan hal yang paling simpel sekalipun.

We're not insane, just a little bit cherrier than most

Well, so now I'm back. Safe and sound in my bed with my laptop. Baru tadi malem aku pulang dari Bandung. Ngapain? Ikut olimpiade sains provinsi, moment yang udah kutunggu dari tahun kemaren. Gimana nggak, kalau tahun ini aku lolos ke nasional--besar kemungkinan aku bisa dapet beasiswa masuk ITB.

And God knows it's my greatest wish.

Anyway, aku berangkat hari Selasa pagi. Baru mulai beres-beres perlengkapan jam lima pagi, berhubung malemnya aku--apa, ya, in denial mungkin. Rasanya nggak pengen berangkat. Jadi paginya aku nyesel sandiri kenapa nggak beres-beres dari malem. Pake acara bingung milih baju segala lagi, hhehe.. Akhirnya proses melelahkah itu beres. Untuk acara dua hari satu malam itu aku membawa satu tas besar berisi baju dan semua perlengkapan lain plus tas kecil buat naro dompet, hp, ipod, and novel Artemis Fowl III. Nah, dua barang yang terakhir itu aja udah pasti bikin orang bertanya-tanya sebenernya alasan aku ikut ke Bandung ini buat olim atau liburan.

Waktu nyampe di Depdik nih, baru jam setengah delapan. Untung mamah tersayang nganterin dan rela nungguin dengan konsekuensi telat rapat, hwehe.. Jadi setelah kita nungguin di mobil dan ngeliatin pada PNS mengadakan apel (e-nya pake cureg, bukan nama buah xp), ada bapak-bapak berseragam kebangsaan PNS yaitu setelan cokelat muda dengan lambang Kota Bogor di bagian lengannya bilang ke anak cowok yang udah dateng lebih dulu daripada aku supaya ngumpul di pojok halaman. Alhasil begitu denger itu, ibu langsung ngusir dari mobil, nyuruh aku ngikut ke sana supaya beliau bisa langsung pergi ke kantor... dan aku sebagai anak yang berbakti pada orang tua bisa apa? Apalagi udah dikasih ongkos jalan~ :)

Setelah beberapa menit nunggu, Pak Haikal, guru komputer SMAN 1 Bogor selalu pembimbing tim kali ini, datang dan memberikan uang jalan dari sekolah plus materi buat dipelajari. Beberapa menit kemudian, Ao, anak SMAN 2 yang juga pernah satu SMP sama aku dan tahun lalu juga ikut olimpiade bareng, datang. Sebelum cerita berlanjut ke tahap yang lebih lanjut (he?), jadi tim kali ini tuh tim komputer dan tim astronomi. Tim komputer terdiri dari aku, Albert (SMAN 3) dan Alan (SMAN 4), tim astronomi itu Ao (SMAN 2), Valen dan Anis (dua2nya SMAN 3). Yah, jadi kami inilah tim dari Bogor selanjutnya yang akan bersaing di kancah olimpiade tingkat provinsi, hhehe..

Perjalanan ke Bandung dilewati dengan banyak lika-liku. Literally. Jalan berlika-liku membuat kami yang tidur jadi terbangung, tidur, bangun, tidur. Well, you know what i mean. Jalan Puncak sama sekali nggak menyenangkan.

Sekitar jam sepuluh lewat sekian, kita berhenti di Cipanas untuk makan siang. Yang ngebuat aku muter otak sebentar. Entah emang jam di kepalaku nggak beres atau memang ini terlalu pagi buat makan siang? Yah, pokoknya suasana makan siang itu dingin--sedingin udara puncak yang wow. Berhubung kita baru kenal dan segalanya, aku nggak ambil pusing dengan kondisi acara makan siang (?) yang hening itu. Apalagi semuanya pasti juga baru bangun tidur, haa~ dan abis dari situ, acara tidur kembali dilanjutkan. Jam satu siang kita tiba di hotel tempat acara dilaksanakan, dan reaksi aku dan Ao yang tahun lalu sudah pernah ikut langsung:


"Kita nyasar, ya?"
"Ngapain berenti di sini?"
"Salah masuk kali--masih 50m lagi kan?"
"Ini apaan?"

Ya, semacam itulah.


Tapi bayangkanlah bagaimana kekagetan kita yang tahun lalu disuguhi wisma seadanya, terus sekarang hotel model cottage-cottage gitu. Ada ruang tamu + air panas. Geez. I couldn't believe it. Tapi setelah terbiasa dengan keadaan yang sama sekali tidak disangka ini, aku cukup puas dengan duduk di depan tv. Beberapa menit lewat dan--aku udah bilang belum bahwa jam satu siang pun udara di sini dingin? Alhasil, aku dan Ao memutuskan untuk beli PopMie. Lembang dan PopMie adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. SRSLY. Trus akhirnya kita ngajak yang dua orang lagi (Valen-Anis, ada dua orang lagi yang sekamar Tika & Wiwin dari Banjar, tapi mereka nolak) buat nyari cemilan. Pertama kita berhenti di warung deket hotel buat beli merek yang sudah disebut dua kali di atas. Terus, muncul kegilaan pertama dari tim olimpiade Bogor kloter ke-tiga yaitu: beli kartu remi.

A pack of cards.

Kegilaan kedua dari tim olimpiade Bogor kloter ke-empat: beli snack segunung (oke, yang beli paling banyak emang aku, tapi pura-pura nggak tau aja). Dan diakhiri dengan kita balik ke hotel sambil nyembunyiin belanjaan yang cukup banyak. Awalnya kita berniat untuk main kartu, dan emang kita main kartu, sih. Tapi tetep lebih fokus ke belajar plus gosip Manohara yang lagi ada di TV. What can I say, we're good at multitasking B-)

Jam enam sore, waktu makan malam (orang normal macam apa yang makan siang jam enam sore?!) dan kita melakukan kegilaan ketiga: menggedor jendela cottage sebelah untuk menyampaikan amanat pembina ke tim Bogor yang cowok. Sepertinya banyak panggilan yang bisa diberikan pada kami, mulai dari barbar sampai nggak tau malu. Kejadian selanjutnya berlanjut dengan acara mandi sore sebelum ke ruang makan. Kita berempat dengan indahnya mengenakan piyama sehabis mandi dan begitu membuka pintu (kebetulan cottagenya menghadap langsung ke ruang makan).. ternyata orang lain tidak ada yang mengenakan piyama! Ngek. Langsunglah kita heboh dan ribut mengganti celana piyama dengan jeans (ditambah sibuk mengutuk kenapa yang lain belum mandi dan tetap berpendapat kita sebenernya lebih benar, mandi dulu dong sebelum makan xD).

Sewaktu kita makan, nggak sengaja kita duduk tepat di depan cowok yang tadi kamarnya kita gedor dengan nista. Dan mereka langsung pura-pura batuk dengan indahnya. Aku yang belum nyadar mereka itu siapa, cuek aja (nggak ngerti lebih tepatnya). Selesai makan, kita beranjak ke aula tempat diadakan pengarahan. Pas ngintip ruangan itu, ternyata belum ada orang. Jadi kita nunggu aja di depan ruangan. Ngobrol-ngobrol sampai tiba-tiba... ada blitz. Yap, blitz bukan kilat beneran. Dan bertepatan saat itu, aku melihat ke arah sumber cahaya itu yang ternyata... kamera cowok-cowok dari balkon cottage sebelah aula. Mulai terasa aneh. Emangnya kita spesies hewan langka ampe dipapparaziin gtu? Atau mereka ngincer Ao?! *ngikik* Tapi berhubung temen2 yang lain juga pada cuek, aku play along aja. Akhirnya berhubung kita udah keabisan kerjaan di sana dan acara nggak mulai-mulai, kita balik ke cottage. Beberapa menit, lalu balik ke aula lantaran acara udah mulai.

Disebut acara juga, cuma pengarahan-pengarahan biasa. Tapi sewaktu ada pemeriksaan biodata dan tim Bogor maju (berenam) ada suara-suara ribut dari belakang 'wes wes' gitu (FYI, aku nggak nyadar--baru diceritain Anis pas kita udah keluar). Dan akhirnya hari itu diakhiri dengan belajar sampai jam sepuluh terus langsung tidur~

Besoknya, bangun jam 04.45

Sarapan jam enam terus--berhubung waktu masih banyak, akhirnya kami menjelajah hotel dan menemukann... MERAK JANTAN di pojok dekat permainan anak-anak (ayunan, jungkat-jungkit, dsb). Burung itu dalam kondisi memprihatinkan dengan kandang yang sempit (buat di melebarkan ekornya aja belum tentu cukup), di tanahnya banyak batu-batu bekas kontruksi, makanannya habis. Kasian banget deh pokoknya. ==a

Owell, pokoknya terus olim akhirnya dimulai jam delapan sampai kira-kira jam setengah dua belas. Abis itu siap2 buat pulang. Tas yang awalnya cuma bawa dua.. mendadak jadi tiga! Nah, itu salah satu keanehan, kenapa barang-barang jadi beranak-pinak begini? Tapi asal mobilnya cukup, sih~ Akhirnya setelah nunggu cukup lama, sempet beli souvenir segala macam... kita pulang....... belum, sih. Sempat ke Kartika Sari dulu beli oleh-oleh buat anak-anak sekelas (aku kan baik :) *ditoyor*). Baru abis itu kita pulang, beneran.

Tinggal tunggu pengumuman Juli nanti.

Good to Read

Just finished Artemis Fowl 6: Time Paradox, and let me say it's frickin' awesome. Sayang sekali di Indonesia cuma terbit sampai buku ke tiga. Tapi karena seperti yang aku bilang tadi, buku itu bener-bener keren, IMO, akhirnya aku baca aja versi inggrisnya sampai buku tujuh. Entah menurut orang lain, tapi menurutku Artemis Fowl bahkan lebih bagus daripada Harry Potter. Mungkin kurang populer karena pemeran utamanya yang jenius dan terkadang teknologi-teknologi yang disebut dalam bukunya membutuhkan pemahaman dan imajinasi yang terlalu tinggi sehingga membuat buku itu lebih berat daripada buku fiksi sejenisnya. Meskipun dari segi bahasa biasa saja.


"Colfer delivers another great story filled with action, drama, and clever plot twists that will please new readers as well as series fans. What sets this series apart, however, is its ability to rise above predictability. The characters change and grow more complex with each book... This combination of ingenious plot and authentic characters who evolve over time is a pleasure to read and leaves readers begging for more."
-VOYA-


Tapi yang menarik adalah si tokoh utama (Artemis Fowl) yang karismanya benar-benar... wow. Dan cara si pengarang menggambarkan Artemis sebagai anak yang jenius juga patut diacungkan jempol. Tidak perlu banyak kalimat-kalimat rumit atau rumus fisika, sifat cowok yang jenius, sombong, menyebalkan, jahat, picik, itu udah terlihat. Karisma tokoh utamanya, seorang master kriminal yang usianya (dibuku pertama) baru 11 tahun, yang melakukan segalanya demi mengembalikan kejayaan keluarga Fowl yang kaya raya dan dikenal dengan bisnis bawah tanah dan kriminalitas. Perubahan sifatnya dari buku satu yang bener-bener jahat, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang ia mau, sampai-sampai menjual satu-satunya spesies lemur yang tersisa di dunia ke komite pemunahan. Lalu seiring dengan tiap kejadian yang dialaminya, ditolong dan menolong orang, sampai akhirnya ia benar-benar merasa memiliki punya teman untuk pertama kalinya. Lalu yang lucu, di buku keenam saat dia mengalami pubersitas dan mulai naksir perempuan. Dan dibuku tujuh... akhirnya dia sepertinya suka pada teman perinya? Mungkin.

Tidak berharap banyak, sih (oke, aku berharap banyak memang). Mereka berdua bilang sendiri, perbedaan ras dan segalanya.. apalagi umur. Artemis yang secara fisik berumur 18 tahun (meskipun untuknya sendiri masih 15 tahun--akibat dari terowongan waktu dan sebagainya, bayangkan saja Doraemon) dan Holly--nama si peri yang tadi kusebutkan--yang sudah... puluhan tahun. Well, pangkatnya di LEP (semacam kepolisian peri) sudah kapten, berarti paling tidak sudah lumayan tua kan?

Poin menarik dari novel ini juga, teknologi dan trik-trik yang ada di dalamnya. Plot yang nggak terduga, penyelesaian yang nggak biasa--dari awal sampai akhir dipenuhi kejutan. Dari segi cerita, buku ini uwaaah banget, susah digambarin pake kata-kata... Pokoknya buku ini harus dibaca buat orang-orang yang suka novel fiksi.

All is fair in love and... um, exam?

Besok ujian semester. Harus senang atau takut? Hm... Entah. Tapi melihat kenyataan bahwa aku sama sekali belum menyentuh buku pelajaran--seharusnya takut, eh? Tapi beginilah, rasa cuek yang berlebihan itu nggak bagus. Terbukti. Aku cuek saja walaupun dapat nilai jelek atau bagaimana--kecuali kalau memang nilai itu diperlukan. Ck, ck...

Ngomong-ngomong, aku kangen Nate (bagi yang belum tau bisa klik link di samping yang: NathanKHarvarth). Terakhir kali aku memainkannya... sudah lama T_T;; Minggu-minggu terakhir ini, walaupun aku cuti dari net-world, aku justru mulai memainkan game lama. Harvest Moon dan Shaman King. Kenapa musim ulangan meningkatkan kadar nafsu bermain game? Itu, pertanyaan yang sering muncul di kepalaku setiap musim ujian datang. Anyway, game yang aku mainkan itu: Harvest Moon More Friends of Mineral Town, di GBA.


Masih sama dengan game Harvest Moon yang sebelumnya, isi Mineral Town tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan versi PSX atau HM: Friends of Mineral Town. Well, sebagai seorang cewek yang memainkan karakter cewek, jelas aku memilih karakter cowok yang paling goodlooking untuk pasangan karakterku (oh ya, namanya Aki, dalam bahasa Jepang berarti musim gugur--ulang tahunnya memang waktu musim gugur). Artinya antara dua, Gray cucu dari si pandai besi dan Kai si pemilik rumah pantai. Walaupun cuma game, entah kenapa aku merasa bersalah sewaktu akhirnya memilih Kai. Habis, Gray lebih sering berbicara dengan Aki--dan hatinya sudah merah, dan--ah, aku kasihan pada Gray. Padahal sekali lagi, ini cuma game, ya.. tapi terasa riil, kan tidak enak, ya, dikasih harapan tapi ternyata ditolak. Padahal kalau di dunia nyata, aku sering menasehati temanku. Tapi di dunia game, well... :DD

Waktu pertama kali aku main HM, waktu aku SD, permainan ini terasa menyebalkan--lambat dan well, penuh kerja keras. Tapi sekarang, kok, rasanya mudah sekali, ya... hahaha.. habisnya dalam waktu satu tahun (aku berniat menikah di tahun kedua, Kai cuma ada di musim panas soalnya), semua bachelors-nya sudah menyukai Aki, yang perempuan juga sudah menjadi sahabatnya--seluruh kota sudah menjadi temannya, sih... oh, dan uangnya dalam waktu singkat sudah menjadi berjuta-juta. Aku tidak menggunakan cheat, loh~

Oh, dan ada artikel yang lucu (bukan lucu meledek, ya) tentang game Harvest Moon. Padahal ini game yang begitu simpel ya, untuk semua umur dan aku bisa mengatakan ini memang game yang baik, begitu. Tapi setelah membaca artikel itu, lucu sekali aku menemukan beberapa hal yang sebelumnya tidak kusadari. Dalam artikel itu menyebutkan beberapa aspek yang perlu diwaspadai, meskipun tidak eksplisit tentunya--bagaimanapun itu game yang (setidaknya menurutku) tujuannya untuk mengajarkan kerja keras dan sosialisasi. Artikel lengkapnya baca saja di sini.

Nah, game yang kedua, Shaman King Legacy of the Spirits: Sprinting Wolf


Dari SD, aku suka-sukaaa sekali dengan anime/manga yang satu ini. Karakter Yoh, peran utamanya, yang di zamannya super unik, pemalas dan pasrah (sekarang sudah banyak ya, yang seperti ini) lalu karakter lain yang semuanya unik dan punya ciri khas masing-masing, lalu joke-joke yang disisipkan terutama di animenya... lalu karakter Anna, tunangan Yoh yang galak, tegas, dan mengerikan, karakter yang menjadi sumber inspirasiku dulu... aku selalu menyukai karakter cewek yang bisa kuat dan bisa menjaga dirinya sendiri. Banyak karakter perempuan digambarkan tegar dan kuat, tapi menurutku, hanya Anna inilah yang benar-benar kuat dan nggak sok tegar seperti yang lain.

Tapi soal game yang ini, ceritanya terlalu pendek menurutku. Aku menamatkannya dalam waktu sehari --a padahal aku suka game ini. Belum puas rasanya, apalagi aku belum berhasil mendapatkan semua roh malaikat. Hahaha, meski di anime/manga-nya roh malaikat ini dimiliki oleh grup menyebalkan yang menganggap diri mereka suci, tapi roh ini keren. Besar dan putih... wuih~ xDD Ah, memang aku selalu menyukai mitos dan legenda-legenda. Termasuk juga cerita Archangel. Tidak usah dipusingkan dengan agama dan kepercayaan yang berbeda, toh ini hanya sebuah cerita.

Ah, bukannya belajar untuk besok aku justru menulis tentang game.. memang ada yang salah dengan bagan prioritas dalam otakku, hahaha.. padahal niatnya cuma menggunakan internet untuk mencari bahan ulangan Bahasa Sunda tentang perwayangan... Owell, sampai sini dulu =D



PS. Akhir-akhir ini berita tentang Prita dan Manohara lagi mencuat, jadi ingin ikut menuliskannya juga di postingan berikutnya.

Every beginning has an end

Aku baru mendapat kabar tadi pagi, Aryo (yang biasa dikenal dengan nama Ajur), salah satu teman yang kukenal lewat dunia forum, meninggal dunia karena pendarahan otak. Meskipun belum ada berita pasti, tapi sepertinya memang benar kenyatannya. Berita yang sangat membuat saya shock. Meskipun, bisa dibilang aku tidak mengenalnya dengan sangat dekat.. tapi sudah hampir satu tahun aku mengenalnya. Dia adalah salah seorang yang--meskipun mungkin dia sendiri tidak sadar--membuat saya betah dalam dunia perforuman. Mulai dulu sewaktu masih di forum CSA (Cross Sky Academy), AT-indo, sampai akhirnya kita sama-sama membuat karakter di IH (IndoHogwarts)--terlebih lagi karakter kita ini memiliki hubungan sepupu.

Tadi pagi aku diam saja mendengar berita itu. Mungkin dalam hati aku masih menolak, tidak ingin mempercayai hal itu. Lalu segera menghubungi siapapun yang kira-kira tahu duduk permasalahannya dengan pasti. Beritanya belum jelas--meskipun kemungkinan besar memang benar. Lagipula orang macam apa yang tega membuat lelucon seperti ini? Jadi kurasa, ini bukan cuma gurauan. Hari ini setiap mendengar nama Ajur disebutkan, yang aku ingat adalah waktu-waktu awal aku menyelami dunia perforuman. Ajur adalah salah seorang yang pertama aku kenal, dia menggunakan username Setsuna waktu itu. Tapi dari orang-orang lain, aku juga mulai memanggilnya Ajur bukan mbah Setsuna lagi...

Hampir satu tahun.

Dalam satu hari ini aku udah nangis tiga kali. Aku masih belum dan tidak ingin percaya. Dan jujur saja, aku berharap ini hanya sebuah lelucon basi. Aku masih berharap username Arvid di Y!M-ku hidup lagi dengan status ceria, seperti biasa--seolah tidak ada yang terjadi. Entah apa ini kenyataan atau bukan. Tapi yang jelas, apapun yang terjadi--selama langit masih biru, aku akan tetap mengingat dia.


Azure Skyblue, may you rest in peace.