264

bukankah ini saat yang tepat bagi kita

untuk mengatakan selamat tinggal?
sela di antara duniamu dengan milikku sudah terlalu lama
ada.

263

dari caramu tertawa

aku bisa melihat
bagimana 
malammu penuh dengan
tangis

262

aku terobsesi pada udara, pada sesuatu yang tak kasat mata tapi masuk dalam tubuhku tiap detik. kadang kalau terasa sesak, aku mencakar leherku, menyalahkan pipa yang membuat rongga di balik rusukku mengerut, membusuk karena tak bisa bernafas. apa sebenarnya yang membuatmu sesak seolah seluruh dunia meletakan bebannya menimpa paru-parumu?

261

atlantis, kota yang katanya tenggelam itu, selalu membuat matamu berbinar kerap kali kau dengar namanya disebut. tapi aku tahu kau bukan tertarik pada dongeng, pada cerita kerajaan yang termakmur kata plato atau bahkan pada harta karun di dalamnya. kau hanya tertarik pada caranya tenggelam, pada bagaimana rasanya air memasuki paru-parumu, bertanya-tanya apakah saat itu kau akan mati atau tidak.

bukankah katanya manusia berasal dari laut?

kau sebenarnya hanya ingin pulang.

260

Kau berhenti percaya pada segalanya

setelah kau memenggal semua orang.
Bersamaan dengan kau memenggal
dirimu.

Kini kau bertanya apa sisa darimu,
kepala
atau
lambung.

259

Kadang kau bertanya
apakah
udara masih memasuki paru-parumu,
apakah lehermu masih ada,
apakah
yang bernafas ini dirimu
atau
benalu,
parasit yang mendiami jantungmu.

258

'Aku ingin bahagia'
mengapa sebuah keinginan sederhana begitu sulit terkabul,
tanyamu, dengan tatapan sendu yang tak lagi bisa melihat apa yang ada di depanmu.

257

Jangan menangis, Indira,
kemana sayapmu yang membawamu terbang
tinggi, tinggi,
tinggi,
lebih tinggi daripada siapa pun?

256

Masalahnya bukan karena siapa aku, siapa kamu dan siapa mereka,

bukan karena pilu tak mengenal korbannya;
hanya saja dunia ini luas.
Begitu luasnya hingga yang kau inginkan hanya menghilang di dalamnya,
ditelan lubang yang menganga di pijakanmu.

255

Beling,
pecahan, retakan; sisa-sisa kesempurnaan.

Kadang hidup terasa seperti sebuah vas bunga, ketika dia jatuh dan hancur berkeping-keping, rasanya semuanya berakhir. Entah harus bagaimana lagi. Maumu hanya mengambil salah satu pecahan saja dan menyobek nadimu hingga semuanya betulan selesai.