183

Saya ingat pedihnya, ketika kamu memukul tembok dan yang bisa saya lakukan hanya diam dan melihat dari samping. Dunia menjadi hitam putih dan sesungguhnya saya lupa cara bernafas. Semuanya buram dan yang terdengar hanya tik-tok-tik-tok dari jam di atas kepalamu. 'Semua akan baik-baik saja', seperti mantra kita mengulang-ulang kalimat yang sama. Tapi saya tahu, seperti kamu tahu saat itu juga, bahwa tidak ada yang baik-baik saja. Karena ada yang memang tercipta untuk hancur. Seperti kamu dan saya.

Leave a Reply