180

Aku melihatmu dalam mimpiku semalam, ketika semua bermain dalam bisu dan yang bisa kulihat hanyalah bayangan semu di cermin. Kita duduk bersebelahan dengan kata-kata yang tak pernah keluar seperti semua orang lain yang ikut berperan dalam drama tanpa suara ini. Tapi tidak apa-apa, semua baik-baik saja; itu kata-kata dalam isyarat yang kamu berikan. Sampai aku membuka mata dan yang tersisa hanya tangan yang kosong.
Tuhan, bolehkah aku menangis bukan karenamu?

Leave a Reply