131

Aku tidak mempertanyakan alasan, karena rasanya seperti mempertanyakan takdir dan bukankah manusia itu hanya satu sosok kecil di tengah luasnya bimasakti? Siapalah aku (hanya orang yang tersesat dalam ekuasi-mu).

Aku tidak memaksamu untuk memilih, dunia sudah cukup rumit tanpa satu lagi pertanyaan, keputusan, atau komitmen. Tapi keji adalah memilih untuk orang lain. Tidak perlu mengusir (karena aku juga sudah merasa diusir).
Aku tidak pernah memintamu masuk dalam sangkar (aku pernah bilang aku ingin melihatmu terbang). Tapi maaf kalau aku masih merasa bisa meninggikanmu lebih dari siapapun. Seandainya diberikan permisi, aku masih merasa aku bisa mengajakmu mendaki Olympus (bukannya berhenti di kaki gunung).

Leave a Reply