233

Salju, kau pikir, adalah anugerah alam terindah sekaligus paling menyedihkan. Kau pikir tidak ada pemandangan semagis daratan bersalju, kontras antara cerah matahari di langit dan dingin yang menusuk, jejak kaki yang tersisa kemana pun kau melangkah, pipi-pipi yang memerah karena dingin dan uap yang keluar tiap kali kau berbicara. Yang terlihat hanya putih, putih di mana-mana. Sejenak, kau merasa seperti berada di dalam negeri fantasi. Jika musim semi datang, kau pikir kau bisa menangisi kepergian salju yang menemanimu.

Kau pikir sayang sekali bahwa pulau tropis tidak akan pernah mendapati hujan salju. Tidak akan ada orang yang terbangun dan melihat ke luar jendela dengan bahagia, berseru 'salju pertama' tahun ini sudah turun. Yang kau punya hanya hujan dan hujan. Hujan es barangkali yang paling mendekati. Meskipun kau rasa kau tidak akan merasa senang jika kau tidak berada di bawah atap ketika es jatuh.

Hujan. Hujan. Kau pikir cuaca yang begini bisa membuat banyak orang depresi. Meskipun banyak orang mengeluh panas, kau pikir tiap orang masih membutuhkan matahari dalam hidupnya. Mungkin itu yang menyedihkan dari musim hujan, bahwa kau jarang bisa melihat matahari.

Leave a Reply