52: D

Rasanya menulis tentangmu tidak pernah cukup berapa ribu kata pun. Terus berubah-ubah seperti air, membuatku bingung menentukan wujudmu yang sebenarnya. Kadang mengalir hangat, lain kali kaku dan dingin.


Hanya satu saja yang tetap sama. Bagaimanapun wujudmu, kau selalu mengalir deras membawa kapalku ke tengah samudera. Sampai pada tahap di mana di sekitarku hanya ada kamu. Segalanya terlupakan dan aku hanya melihatmu saja, hanya menyebut-nyebut namamu.

Hingga sampai di pelabuhan, aku meninggalkan laut tanpa melihatmu barang sekali lagi. Tapi kau bisa yakin bahwa aku seperti pelaut yang merindukan debur ombak. Pergi kemanapun, gunung atau dataran, tetap saja inginnya kembali berlayar.

Leave a Reply