50: D

Yang namanya cinta itu, datang tanpa diundang. Sejenak saja berpaling, dia sudah tiba tanpa suara. Bahkan di saat kau kira dia sudah pergi (tanpa meninggalkan sisa), seperti hujan saja di kembali menerpa. Menggenang, membasahi lagi ranah yang sudah kau keringkan.


Tapi sekalipun kehadirannya tak kau harapkan (tak kau tunggu, tak kau inginkan juga), dia tetap menyisakan embun di atas daun yang kau suka. Cukup dengan kehadirannya, bumi yang kau pijak luruh menjadi abu. Dan pada saat itu kau kesulitan menentukan mana hati dan mana logika, Karena keduanya buta, dan insting yang ada hanya berusaha menggapai.

Leave a Reply