197

Di kota itu kita berhenti sejenak, menatap jendela yang tinggal lubang menganga, pintu yang tak pernah tertutup, dan kegelapan yang datang ketika matahari bersembunyi. Seluruh tempat diselimuti bayangan, dan cahaya yang ada hanya berasal dari bintang yang berpendar nun juh di sana. Seperti ilusi tentang negeri di tempat jauh, di mana dunia bukan sekedar hitam dan sepi.

Warna warni raib, dan tanganmu menggapai meminta pertolongan. Dalam dunia bisu ini, siapa yang bisa mendengarmu? Lalu kau menangis, tapi dunia yang buta ini tak pernah melihatmu.

Leave a Reply