101

Selamat sore Jenderal,
ternyata aku yang mengaku ekstrovert lebih bisa menulis daripada berucap. Atau mungkin karena lewat tulisan baru aku bisa berpikir.

Aku masih ingin mengurungmu, meskipun kau bosan dan marah, apa kamu mau sabar menunggu sampai tiba waktunya aku bisa melepasmu dengan sukarela? Meskipun kamu bisa bilang bahwa banyak orang yang lebih baik, tolong lihat dari posisiku yang mengetahui meskipun kamu yang kelima dari enam, aku cuma pernah milih kamu. Sebegitu spesialnya kamu. Tapi karena itu juga, sekarang aku bersamaan dengan proposalku, minta kamu untuk tetap tinggal.

Mungkin untuk sekarang ini aku belum bisa menjanjikan apa yang kamu harapkan, karena pada akhirnya di akhir hari aku mengulang kejadian kemarin-kemarin. Aku menyalahkanmu untuk kali ini, karena kalimatmu di akhir ternyata berdampak lebih besar daripada yang aku kira. Jadi boleh aku berharap, janjimu untuk menunggu akan berlaku?

Leave a Reply