She’s smiling It’s really been too long
I’ve missed that expression, she’s my girl isn’t she?
She’s walking away embracing another person
My chest feels like it’s being crushed under a heavy weight
Kau berharap saat itu kau yang ada di hadapannya, menerima senyumnya, bukan orang asing yang tak pernah kau lihat sebelumnya. itu Atau mungkin pernah, dan tiba-tiba kau sadar selama ini kau bahkan tidak pernah memperhatikan siapa saja temannya. Mungkin dia hanya sekedar temannya di kampus, atau seseorang---siapa saja, hanya sekedar eksistansi lain. Tapi harapanmu pupus sudah ketika mereka berdua berjalan dengan tangan saling bertautan, kau sadar bahwa kau bukan orang yang menduduki posisi utama di hatinya lagi.
Sesaat kau terpaku, tak bisa menerima apa yang terjadi di depanmu hingga kenyataan mendadak menimpamu, keras. Seperti mendadak dijatuhkan dalam tangki air dan kau kesulitan bernafas, hanya bisa menatap dua sosok yang menjauh dalam diam. Kau perlu berjuang untuk kembali mendapatkan oksigen, tak ingin tenggelam dalam kubangan kesalahanmu sendiri. Mungkin kau memang sedikit bersalah, hingga dia akhirnya berpaling tanpa kata.
I’m dreaming right? Cold sweat runs down me
It hurts to dream of things I hate to even remember
I can’t do anything all day long
We’ll spend time together, right my Love?
Terus terulang di benakmu, kau bisa merasakannya kembali. Degup kencang yang kau pikir pasti bisa didengar olehnya juga saat dia memanggilmu. Dalam hatimu mungkin sebenarnya kau tahu apa yang akan dikatakannya, tapi kau tidak ingin mengakuinya. Kau masih berharap, bahwa kalian baik-baik saja. Kau masih ingin berpura-pura ia masih melihatmu dengan sorot mata yang sama. Lalu kata-kata darinya memusnahkan semua mimpimu.
Kau ingin meyakinkan dirimu bahwa ini semua hanya mimpi. Mimpi yang amat sangat buruk, tapi tetap hanya mimpi. Dan nanti saat kau terbangun, kau akan menemukannya masih di sisimu. Masih tersenyum dengan sinar mata yang sama, menepuk pipimu dan berkata semuanya baik-baik saja. Karena kalian bersama, dan tidak ada yang lebih penting lagi daripada itu. Semua itu hanya mimpi 'kan?
Everything is becoming cloudy but her image is getting stronger
Like in yesterday’s dream, today she comes to me, Now I don’t sleep alone
Kau tidak ingat lagi bagaimana caramu melewati hari-hari tanpanya. Semua kabur, berlalu begitu cepat namun sangat lambat di saat yang sama. Tapi kau selalu menanti malam, karena pada waktu itu ia akan datang. Diiringi warna lembayung kesukaannya, yang kau selalu berkata menggambarkan kelembutan dirinya. Kau menggenggam erat jemarinya, takut ia bisa lenyap setiap saat seperti sebuah fragmen mimpi. Malam ini juga, seperti malam kemarin dan sebelumnya, ia datang dengan wangi lili yang manis. Malam ini juga, kau tidur nyenyak karena ada dia di sampingmu.
I hope I fall asleep forever like this
I wake up with her presence still…
Althogh I hope I don’t dream again,
Today too, it seems I fall asleep with her presence...
Tiap pagi datang kau membenamkan mukamu di atas bantal, mengutuk matahari yang terlalu cepat muncul. Kau ingin malam tak pernah berakhir, kau ingin mimpimu tak pernah berakhir. Karena jika kau hanya bisa memilikinya dalam mimpi, kau tak keberatan untuk tidur selamanya.
Kau meraih selimut salem di dekatmu, masih bisa merasakan wangi lili samar di atasnya, meskipun mungkin itu hanya ada dalam bayanganmu. Dan mau tak mau kau berpikir bahwa mungkin--mungkin saja, itu bukan mimpi. Mungkin dia memang benar-benar ada. Kau tertawa, mengejek dirimu sendiri yang masih saja mengharapkan sesuatu yang bukan lagi milikmu. Kau menyedihkan, dan kau tahu itu.
Tapi tetap saja, setiap malam kau tetap menantikannya.
(SJ - In My Dream)