arti.

I.
Tak terjamah, tak tersentuh.
Duduk di langit,
dia penguasa.
Aku meraih satu titik di sana,
sampai dianya terjatuh dan pergi.

Burung berkicau di sekelilingnya.
Memperdengarkan nyanyian untuk menarik hati.
Apalah dayaku yang bahkan tak berlidah,
membuat suara dengan hentakan kaki pun tak mampu.

Melihat dengan hati dengki.
Inginnya pergi menghampiri,
tapi kala suaraku serak,
disandingkan pun tak bisa.
Biarkan aku berdiri di sisi.
Setidaknya bisa melihatnya tersenyum di antara lagu.


II.
Di antara kemilau permata,
dia kerikil yang tak punya sinar.
Batu arang yang paling hitam,
kalah nilai dengan intan.

Dia hitam,
bukan merah muda.

Deretan manis bunga warna,
daun hijau terlupakan.
Tapi aku melihat,
aku mengerti.
Memetik yang rupawan tidak berarti banyak.
Ketika yang menopang tak ada untuk menonjolkan.

Leave a Reply