36

'Kenapa kau masih sendiri?' berapa kali kau bertanya, seperti jarum jam kau terus kembali ke titik yang sama (hanya berputar, berputar). Seperti metronom kau terus berdetak di satu titik (tak, tak, tak).


Aku seperti rekaman, memberikan jawaban yang sama pula. Senyum saja (atau mungkin sedikit tawa). Pada akhirnya kita sama-sama berjalan di tempat.

'Kau harus mencari seseorang,' katamu. Kalimat yang berbeda (akhirnya). Tapi jawabanku masih sama. Tatapanmu mengasihani, seakan aku begitu kesepiannya hingga kau menangisi nasibku.


(Kau tahu?)

Aku tidak perlu mencari seseorang. Aku sudah menemukannya. Orang yang paling penting bagiku, orang yang kusayangi seumur hidup. Meskipun dia hanya terlihat dalam pantulan air mata dan hanya nyata dalam bayang-bayang matahari senja.

Mungkin suatu hari nanti aku akan mengenalkannya padamu.

(Ya, suatu hari)



(...Orang itu kamu)

Leave a Reply