dua belas

Menggelegak, begitu.

Ingin mengumpat, menjerit, meraung;
berkali-kali mengatakan bahwa dunia memang tidak adil bukan berarti menerima.
Terus berusaha menggapai mimpi,
namun hanya bisa pasrah ketika perlahan semuanya lebur.
Ketika satu demi satu menemukan jalan;
sementara diri terhenyak di depan buntu.
Ingin mengumpat, menjerit, meraung;
tapi daya untuk berusaha sudah lenyap.
Seakan bintangnya jatuh di sana,
sedang kau di sini.

Leave a Reply