Dua

Perasaan bahwa kita sebagai manusia itu sangat kecil dan tak berarti, sama sekali tidak enak. Ketika menyadari ada orang yang lebih 'besar' yang mampu melakukan hal-hal yang tak bisa ditiru sedikitpun atau ketika ingin melakukan sesuatu yang lebih tapi tak mampu, hal yang semacam itu, membuat pikiran rasanya ingin menyerah saja timbul. Tapi mau bagaimana pun, rasa itu masih ada. Ingin berbuat begini, ingin menjadi begitu. Kata orang jika ada kemauan maka ada jalan, bukan? Tapi nyatanya tidak semua orang berhasil. Kalau begitu siapa yang harus disalahkan?

Ingin berguna itu perasaan yang dimiliki semua orang. Entah karena ingin diakui, atau karena ingin melihat orang lain senang. Keduanya mungkin sama pentingnya, sama menyakitkannya ketika tidak tercapai. Perasaan yang begini--sulit didefinisikan.

:)

Bertemu saja tak pernah, mungkin bisa di kemudian hari, inginnya. Tapi mereka salah satu alasan yang membuatku bertahan, ketika rasanya jenuh dan ingin lari, senyum mereka saja sudah membantuku banyak, banyak sekali. Jika diukur dengan gelas ukur maka rasa terima kasihku sudah meluap, tanpa batas. Karena eksistensi mereka benar-benar penolong, uthopia dalam dunia kecilku.

Sepertinya rasa sayang itu sesuatu yang abstrak, tak bisa diterima dengan akal sehat. Itu satu-satunya yang bisa menjelaskan sayangku pada mereka, yang bisa menjelaskan mengapa mengetahui mereka menangis saja membuatku sakit, yang membuatku tersenyum ketika mereka menuliskan kata-kata manis. Membuatku mendoakan kebahagian mereka dan memberikanku alasan untuk berjuang. Karena mimpiku, untuk semua perjuanganku, pada akhirnya aku bisa memberikan alasan untuk senyum di wajah mereka. Untuk menebus terima kasihku saja.

Leave a Reply