Sembilan (J)

Terus menetes,
menetes,
air mata yang bahkan tak kusadari kumiliki.
Hanya dengan melihatnya di sana,
jauh,
begitu jauh.

Rindu suaramu,
bisikku perlahan.
Pada hatiku,
karena kau tak mungkin bisa mendengarnya.

Alunan nada yang kau nyanyikan,
selalu dan selalu membuatku sesak.
Berharap ruang dan waktu bisa ditembus oleh rasa semata.

Menggenggam angan di satu tangan,
yang lain mengepal putus asa.
Hanya bisa memaksa hati untuk menahan,
meski tak pernah kuasa.

Rindu suaramu,
teriakku dalam sunyi.
Hanya diam tiap kali,
membuat degup ini kerap berlari.

Alunan nada yang kau nyanyikan,
kerap kali membuatku menangis dan menangis.
Berharap ruang dan waktu bisa ditembus oleh angan semata.


***



Terima kasih Tuhan,
telah menciptakan suara yang begitu sempurna.

Leave a Reply